Kebaya Diakui Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan UNESCO Lewat Dukungan Lima Negara

Ilustrasi Kebaya. dok pexels

Kebaya Diakui Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan UNESCO Lewat Dukungan Lima Negara

Marcheilla Ariesta • 5 December 2024 12:47

Jakarta: Kebaya berhasil masuk dalam daftar perwakilan warisan budaya tak benda kemanusiaan UNESCO. Kebaya tersebut dinominasikan bersama oleh lima negara Asia Tenggara -,Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand,- dan merupakan nominasi terbesar dari Asia Tenggara hingga saat ini dalam hal negara yang menominasikan.

Masuknya kebaya dalam daftar ini diumumkan pada Rabu, 4 Desember 2024, setelah pertemuan komite antarpemerintah (IGC) UNESCO yang beranggotakan 24 orang di Asuncion, Paraguay.

Pencatatan tersebut disaksikan oleh perwakilan dari sedikitnya 130 negara pihak dan organisasi nonpemerintah terakreditasi pada Konvensi 2003 untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak benda.

“Kelima negara berkolaborasi dalam nominasi untuk pertama kalinya karena kebaya merayakan identitas budaya bersama kita, mempromosikan pemahaman lintas budaya, dan terus hadir serta secara aktif diproduksi dan dikenakan oleh banyak komunitas di seluruh Asia Tenggara,” kata Badan Warisan Nasional (NHB) Singapura, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 5 Desember 2024.

Nominasi tersebut memenuhi kelima kriteria evaluasi yang digunakan oleh IGC. Negara-negara yang menominasikan dipuji atas tingkat partisipasi masyarakat di tingkat nasional dan regional selama proses nominasi.

“Mereka juga dipuji atas kohesi dalam mengakui kebaya sebagai elemen pemersatu yang menghubungkan beragam budaya dan masyarakat yang melintasi batas geografis,” kata NHB.

Menteri Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda Singapura, Edwin Tong, yang juga merupakan ketua Komisi Nasional Singapura untuk UNESCO, menyebut prasasti tersebut sebagai "tonggak sejarah yang harus dirayakan".

“Untuk pertama kalinya, kelima negara ini bergabung untuk mengakui kebaya sebagai simbol sejarah dan identitas budaya kita bersama. Selain mengakui signifikansi budayanya, pencantumannya dalam daftar UNESCO juga merupakan kesempatan untuk mempromosikan pemahaman dan persatuan lintas budaya di Singapura dan di seluruh kawasan,” kata mereka.

Sufiyanto Amat Sopingi, pendiri Kebaya Societe, mengatakan bahwa dengan pencantuman UNESCO, kebaya "semakin dikenal di skala global sebagai pakaian yang identik dengan kawasan kita".

Daftar tersebut disusun oleh UNESCO pada 2008 dan terdiri dari unsur-unsur warisan budaya takbenda dari berbagai negara.

Daftar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik dan ekspresi tersebut, mendorong dialog yang menghargai keberagaman budaya, serta memberikan pengakuan yang sepantasnya terhadap praktik dan ekspresi masyarakat di seluruh dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)