Ini Penjelasan Bea Cukai soal Ribuan Kontainer yang Sempat Tertahan

Direktur Jenderal Anggaran Bea dan Cukai Askolani. Foto: Medcom.id/Desi Angriani.

Ini Penjelasan Bea Cukai soal Ribuan Kontainer yang Sempat Tertahan

Media Indonesia • 9 July 2024 17:46

Jakarta: Direktur Jenderal Anggaran Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, puluhan ribu kontainer yang sempat tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak ditangani oleh banyak pihak. Itu termasuk pelolosan barang-barang yang ada di dalam kontainer.

"Isinya pasti ikuti ketentuan, ada yang lartas (larangan terbatas), tidak ada barang yang langsung lolos, pasti dicek, izin perdagangan, izin sama surveyor, itu bukan hanya urusan bea cukai saja. Itu urusan semua pihak. Nanti surveyor lihat isinya, lihat SNI-nya, perdagangan lihat PI-nya nanti ada pertek di kemenperin. Dan itu normal saja," jelas Askolani kepada pewarta di Jakarta, Senin, 9 Juli 2024.

Menurut Askolani, hal itu merupakan proses normal. Sejauh ini tak ada lagi kontainer yang tertahan di pelabuhan. Namun dia menegaskan pemeriksaan barang yang ada di dalam kontainer dilakukan oleh surveyor, alih-alih oleh Ditjen Bea Cukai.
 

Baca juga: Ini Dampak Jika Bea Masuk 200% Produk Impor Diterapkan
 

Bisa dibeberkan isi kontainer


Dia juga menyatakan isi dari kontainer bisa saja diungkap jika pihak yang terkait atau bertanggung jawab berkenan untuk mengungkapnya. "Kalau nanti ingin tahu isinya, nanti bisa kita lihat, sebab itu bisa saja barang banyak pihak yang tangani sebelum ke Bea Cukai," tutur Askolani.

"Itu harus ke surveyor dulu apa isinya. Nanti masuk dulu LNSW, nanti barangnya apa aja, nanti diproses, prosesnya ikut ketentuan, ada yang tanggung jawab perdagangan, ada tanggung jawab Kemenperin, nanti akan di share, setelah itu selesai, (baru) bisa diinfokan apa persisnya barangnya," tambah Askolani.

Sebelumnya Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta Menteri Keuangan untuk membuka data sekitar 26 ribu kontainer yang sempat tertahan. Menurutnya, itu diperlukan sebagai upaya mitigasi.

(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)