Pembayaran uang digital. Foto: Unsplash.
Nassau: Negara pertama di dunia yang menerbitkan mata uang digital bank sentral (CBDC), Bahama, kini sedang mempersiapkan peraturan yang mengharuskan bank komersial menyediakan akses ke uang elektronik dalam upaya untuk merangsang adopsi CBDC.
Gubernur Bank Sentral Kepulauan Bahama, John Rolle, yang mengawasi peluncuran Sand Dollar selama hampir empat tahun, mengatakan bank-bank komersial kini diberitahu tentang peraturan yang secara efektif akan memaksa mereka untuk mendistribusikannya. .
"Kami sudah mulai memberikan sinyal kepada institusi kami,” kata Rolle seraya mengatakan bahwa peraturan tersebut harus sudah ada dalam waktu dua tahun, dilansir Channel News Asia, Selasa, 2 Juli 2024.
CBDC telah terbukti menjadi titik pertikaian antara bank sentral dan bank komersial, dengan kelompok lobi perbankan memperingatkan bahwa mata uang tersebut dapat mendorong pelarian simpanan karena mereka secara efektif menawarkan rekening bank sentral kepada masyarakat.
"Kami memperkirakan sebuah proses di mana semua bank komersial pada akhirnya akan berada di ruang tersebut dan mereka akan diminta untuk memberikan klien mereka akses ke mata uang digital bank sentral," jelas dia.
CBDC hadir dalam dua bentuk, baik dalam bentuk ritel Sand Dollar di mana masyarakat dapat menggunakannya, atau sebagai versi grosir yang hanya digunakan oleh lembaga keuangan. Bank sentral pun memerintahkan bank untuk menyediakan Sand Dollar akan mengharuskan mereka melakukan perubahan signifikan pada sistem TI mereka.
Bank sentral Bahama memandangnya sebagai hal yang penting untuk meningkatkan adopsi CBDC dan pembayaran seluler secara lebih umum.
Sand Dollar saat ini menyumbang kurang dari 1 persen mata uang yang beredar di Bahama, sementara isi ulang dompet turun menjadi USD12 juta dalam delapan bulan hingga Agustus tahun lalu, dibandingkan dengan USD49,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Tak memberikan insentif keuntungan
Negara lain seperti Nigeria dan Jamaika yang juga telah meluncurkan CBDC juga mengalami sedikit penggunaan. Salah satu masalahnya, menurut para pengamat CBDC, adalah metode tersebut belum menawarkan keuntungan nyata dibandingkan metode pembayaran yang ada,
Rolle mewajibkan bank-bank komersial untuk memasukkan Sand Dollar ke dalam sistem mereka akan membantu penggunaannya, namun mengakui bahwa manfaat yang lebih besar adalah membuat lebih banyak toko, restoran, dan bisnis lain menerimanya sebagai bentuk pembayaran.
"Bahama tidak mungkin menawarkan insentif finansial untuk menggunakan CBDC-nya, seperti yang dilakukan India selama uji coba e-rupee," kata Rolle yang tak akan menawarkan tingkat bunga pada dompet Sand Dollars, sesuatu yang telah diterapkan oleh Israel.
Bank Sentral Eropa (ECB) telah mengisyaratkan akan mewajibkan pengecer dan bank di zona euro untuk menerima dan mendistribusikan euro digital di masa depan jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan, namun hal ini masih memakan waktu beberapa tahun lagi, yang berarti Bahama akan menjadi yang pertama lagi.