Industri Konstruksi Butuh 12 Juta SDM Bersertifikasi

Pekerja konstruksi. Foto: MI.

Industri Konstruksi Butuh 12 Juta SDM Bersertifikasi

Arif Wicaksono • 14 September 2024 06:21

Jakarta: Industri konstruksi dan infrastruktur nasional membutuhkan tenaga konstruksi yang bersertifikasi seiring dengan target pembangunan infrastruktur pemerintah Indonesia.

Pemerintah mengatakan dalam satu tahun kebutuhan tenaga kerja konstruksi bersertifikasi bisa mencapai angka 12 juta pekerja. Akan tetapi kenyataannya pemerintah baru bisa mencetak tenaga kerja kontruksi bersertifikasi dan kompeten baru bisa terealisasi sebanyak 720.000 orang dalam setahun. Hal ini membuat kebutuhan tenaga konstruksi di dalam negeri sangat tinggi, sementara ketersedian tenaga kerja konstruksi bersertifikasi sangat lah terbatas.
 

Baca juga: Satu Dekade, Pembangunan Infrastruktur Diklaim Kerek Pertumbuhan Ekonomi


."Untuk meningkatkan kualitas, dan kuantitas tenaga kerja yang mumpuni diperlukan kerjasama, sinergitas, dari seluruh stake holder, baik itu pemerintah, pelaku usaha konstruksi, dan pekerja," tegas Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Abdul Muis dikutip Sabtu, 14 September 2024.

Dia menuturkan pekerja konstruksi harus masuk ke dalam Smart Infrastruktur menguasai IoT, Building Information Building (BIM) dan juga masuk pula ke dalam AI (Artificial Intelegent).

"Jadi dengan kolaborasi, integrasi dan juga mengunakan Teknologi Digital di industri Konstruksi Infrastruktur , tegas Abdul Muis.

Dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur nasional secara masif untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional dengan sasaran di atas 5 persen maka dibutuhkan pula pembangunan infrastruktur dasar di seluruh sektor.

Baik itu pembangunan fasitas jalan tol dan non tol. serta pembangunan berbagai fasilitas bendungan, pengairan dan irigasi untuk pemanfaatan peningkatan produksi pertanian dan perkebunan, serta fasilitas lainnya.

Oleh karena itu, ada gap yang besar antara kebutuhan dan ketersedian tenaga kerja konstruksi secara nasional. Padahal sektor konstruksi menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional.

Hal ini dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan pelayanan sertifikasi tenaga konstruksi ini melalui pelayanan dengan online, seluruh pelayanan dari mulai pendaftaran, ujian kompetensi dilayani dengan online.

Tentunya dengan pelayanan sertifikasi tenaga konstruksi dengan online bisa menjangkau se-luruh Indonesia dan akan mempercepat waktu proses ujian kompetensi tenaga kerja konstruksi.

Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Adi Mahfudz Wuhadji, menegaskan backlog antara kebutuhan tenaga kerja dengan ketersedian tenaga kerja sangat jauh.

Seperti beberapa waktu lalu negara Jepang meminta tenaga kerja 12 juta untuk dipekerjakan di kawasan perdagangan di Jepang, akan tetapi kita tidak bisa memenuhi permintaan tenaga kerja untuk mengisi kesempatan bekerja di Jepang.

"Maka kita harus merubah dan meningkatkan tenaga kerja kita terutama di konstruksi, oleh sebab itu kita dengan Perkumpulan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Pertahkindo) akan memberikan angin segar agar peningkatan dan kualitas tenaga konstruksi bersertifikasi akan semakin meningkat," tegasnya.

kolaborasi membangun dunia konstruksi

Ketua Umum DPP Pertahkindo Aries Wimaruta menegaskan akan berkolaborasi bersama pemerintah baik itu Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) untuk memberikan masukan kepada pemerintah untuk membangun dunia konstruksi.

"Terutama untuk peningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar kualitas tenaga kerja berkaulitas dan unggul bisa menjadi kebangaan bangsa dan bisa dapat bersaing di luar negeri," tegas Aries Wimaruta.

Dia menuturkan asosiasi akan memberikan masukan kepada pemerintahan baru agar SDM bisa menjadi keunggulan menuju tahun 2045.

"Dan tidak hanya berhenti disitu saja, kita juga akan bangun Big Data Industri Konstruksi ini harus kita bangun, menjadi keunggulan untuk kebutuhan seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya di industri Konstruksi Infrastruktur, tapi bisa diperlukan diseluruh sektor," tegasnya.

Pada era digital dan persaingan ketat pasar global, dengan dinamika  regulasi Pemerintah dan bonus demografi menyongsong Indonesia Emas 2045, guna memenuhi sangat banyak kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi berintegritas, yang kompeten dan profesional,

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)