Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 8 December 2023 16:51
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami pelemahan, meskipun angka penurunan itu tipis.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 8 Desember 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.517 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun dua poin atau setara 0,02 persen dari posisi Rp15.515 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin depan akan mengalami penguatan.
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.490 per USD hingga Rp15.450 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
Ia pun membeberkan penyebab kemungkinan keperkasan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) Senin depan, di antaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun eksternal.
Pasar tenaga kerja AS melemah
Ibrahim mengungkapkan, data lowongan kerja dan data payroll swasta menunjukkan pasar tenaga kerja AS sedang melemah, sehingga berpotensi menyebabkan data nonfarm payrolls yang lebih lemah untuk November 2023, yang akan dirilis hari ini.
Menurut dia, tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah akan mengurangi dorongan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama.
"Pembacaan pada hari Jumat juga terjadi hanya beberapa hari sebelum pertemuan terakhir The Fed untuk tahun ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya," ungkap Ibrahim.
Namun pasar masih mencari petunjuk lebih lanjut mengenai kapan The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya pada 2024. Ekspektasi penurunan suku bunga dapat dilakukan segera setelah Maret 2024 telah mendorong penguatan mata uang Asia dalam beberapa sesi terakhir.
Selain itu, Komentar Ueda, yang disampaikan dalam pidatonya pada Kamis, memicu pembalikan tajam spekulasi akan melemahnya yen lebih lanjut, sekaligus memperkuat ekspektasi BOJ akan mengakhiri rezim suku bunga negatifnya pada tahun depan.
"Hal ini membantu yen memperkuat data sebelumnya yang menunjukkan bahwa perekonomian Jepang menyusut lebih dari perkiraan awal pada kuartal ketiga. Ueda juga mencatat bahwa kebijakan akan tetap longgar dalam jangka pendek untuk tetap mendukung perekonomian Jepang," terang dia.
Baca juga: Cadangan Devisa RI Naik Jadi USD138,1 Miliar di November 2023
Cadangan devisa Indonesia naik
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 meningkat sebesar USD5 miliar menjadi USD138,1 miliar, dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 yang sebesar USD133,1 miliar.
Kenaikan posisi
cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global
bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menekankan, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.