Ekonomi Malaysia. Foto: Unsplash.
Kuala Lumpur: Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan jatuhnya mata uang ringgit ke level terendah dalam 26 tahun pada minggu ini sangat mengkhawatirkan. Mata uang Ringgit Malaysia diperdagangkan mendekati posisi terendah yang terakhir terlihat pada Januari 1998, ketika mencapai 4,8850 per USD.
"Ini mengkhawatirkan, kami mempertimbangkannya dan untungnya penguatannya sedikit," kata Anwar, dikutip dari
Channel News Asia, Jumat, 23 Februari 2024.
Namun, Anwar mengatakan pertumbuhan Malaysia dapat dipertahankan dibandingkan negara tetangganya karena investasi yang tinggi dan inflasi serta pengangguran yang menurun. Anwar mengatakan kinerja ringgit saat ini tidak boleh dibandingkan dengan 1998, ketika inflasi negara dan tingkat pengangguran tinggi dan investor asing menjauhinya.
Pada hari ini mata uang tersebut telah merosot empat persen terhadap dolar pada 2024, memperpanjang kinerja buruknya dalam beberapa tahun terakhir. Anwar mengatakan investasi yang disetujui Malaysia sebesar 329,5 miliar ringgit (USD68,99 miliar) pada 2023, naik 23 persen dari 2022, adalah yang tertinggi dalam sejarah negara itu.
"Pemerintah akan terus memantau nilai ringgit namun akan menyerahkan kepada bank sentral untuk mengambil tindakan," tambah perdana menteri.
Melemah karena faktor eksternal
Bank sentral Malaysia mengatakan kinerja ringgit baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal dan tidak mencerminkan prospek positif perekonomian Malaysia.
Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) Abdul Rasheed Ghaffour mengatakan peningkatan ekspor, pemulihan pariwisata, peningkatan investasi, dan komitmen pemerintah terhadap reformasi struktural akan membuat ringgit akan menguat tahun ini.
Kementerian Perdagangan Malaysia mengatakan target perdagangan dan investasinya pada 2024 dapat dipenuhi meskipun mata uangnya melemah, karena investor juga akan mempertimbangkan prospek jangka panjang dan fundamentalnya.
Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia tumbuh sebesar 3,7 persen pada 2023 di bawah proyeksi pemerintah untuk ekspansi sebesar 3,8 persen dan penurunan tajam dari angka tertinggi dalam 22 tahun sebesar 8,7 persen pada 2022. Pemerintah dan bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar empat persen hingga lima persen pada 2024.
Insentif untuk pemindahan basis perusahaan
Anwar juga mengumumkan insentif bagi perusahaan yang memindahkan basis mereka ke pusat keuangan internasional Malaysia yang baru diluncurkan, Tun Razak Exchange (TRX), di ibu kota Kuala Lumpur.
Insentif tersebut antara lain berupa tunjangan bangunan industri, pembebasan pajak sebesar 70 persen dari penghasilan wajib untuk jangka waktu lima tahun bagi pengembang properti, dan pembebasan bea materai atas pinjaman dan jasa bagi perusahaan berstatus TRX.
TRX adalah pengembangan sentral bisnis seluas 70 hektare yang bertujuan untuk menjadi pusat keuangan dan bisnis internasional Malaysia.