Ringgit Malaysia. Foto: Unsplash.
Kuala Lumpur: Mata uang Ringgit Malaysia naik ke level tertinggi dalam satu bulan setelah para pengambil kebijakan meningkatkan koordinasi dengan perusahaan negara untuk mengangkat mata uang tersebut dari level terendah dalam 26 tahun.
Melansir
Channel News Asia, Senin, 4 Maret 2024, mata uang ini menguat sebesar 0,6 persen menjadi 4,7185 per USD pada awal perdagangan Asia, yang merupakan level terkuat sejak 2 Februari 2024. Ringgit telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia dalam seminggu terakhir.
Para pembuat kebijakan telah berupaya untuk mendorong lebih banyak arus masuk ke pasar dengan mendesak perusahaan-perusahaan yang terkait dengan negara untuk memulangkan pendapatan investasi asing dan mengubahnya menjadi ringgit secara lebih konsisten.
Bank Negara Malaysia akan meningkatkan keterlibatannya dengan korporasi dan investor untuk lebih mendorong konversi dan meningkatkan sentimen terhadap ringgit.
"Konversi ke ringgit mungkin telah membantu mata uang tersebut pada awal perdagangan," kata Kepala Penelitian Valuta Asing di Malayan Banking di Singapura Saktiandi Supaat.
Pihak berwenang Malaysia mengatakan ringgit seharusnya menguat mengingat prospek ekonomi negara tersebut membaik. Bank sentral siap menjual dolar AS dari cadangannya untuk mengekang pergerakan berlebihan pada ringgit.
Ringgit Malaysia capai level terendah
Sebelumnya, Ringgit Malaysia mencapai level terendah sejak krisis keuangan Asia pada perdagangan hari Selasa, 20 Februari 2024, mata uang Ringgit Malaysia turun hampir 0,3 persen menjadi hampir RM1 terhadap greenback, angka terburuk sejak Januari 1998 selama krisis keuangan Asia.
Gubernur Bank Sentral Malaysia Datuk Abdul Rasheed Ghaffour saat itu mengatakan kinerja mata uang tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga AS, kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian mengenai prospek ekonomi Tiongkok.
Mata uang tersebut telah mengalami penurunan lebih dari empat persen pada tahun ini, sebagian disebabkan oleh kinerja ekspor yang buruk dan kenaikan suku bunga AS.