Sekelompok orang berunjuk rasa terkait kasus hilangnya 43 mahasiswa Meksiko di Mexico City, 23 September 2022. (AP)
Willy Haryono • 13 March 2024 08:55
Mexico City: Penyelidikan kasus hilangnya 43 pelajar di Meksiko berlanjut, sekitar sepuluh sejak peristiwa nahas itu terjadi. Dua detektif, yang merupakan bagian dari tim investigasi, juga dinyatakan hilang baru-baru ini.
Kabar hilangnya kedua detektif disampaikan langsung Presiden Mesiko Andres Manuel Lopez Obrador.
Ia mengatakan bahwa upaya pencarian telah diluncurkan untuk menemukan dua detektif federal, yang terdiri dari seorang pria dan perempuan.
Berbicara dalam konferensi pers harian, sang presiden berkata: "Saya berharap ini tidak ada hubungannya dengan pihak-pihak yang tidak ingin kita menemukan para pemuda tersebut."
Melansir dari Independent.co.uk, Rabu, 13 Maret 2024, hilangnya kedua detektif merupakan tanda terbaru dari tantangan berat di bidang hukum dan ketertiban di negara bagian Guerrero, tempat resor Acapulco berada.
Negara bagian ini telah dihantui kasus 43 pelajar di Guerrero, yang hilang pada 2014 dan diyakini telah diculik otoritas setempat untuk kemudian diserahkan dan dibunuh geng narkoba.
Para mahasiswa di perguruan tinggi tersebut, yang berlokasi di Tixtla sebelah utara Acapulco, memiliki sejarah panjang dalam demonstrasi dan bentrokan dengan polisi. Pekan kemarin, seorang mahasiswa di Meksiko ditembak mati dalam apa yang menurut polisi merupakan konfrontasi dengan sejumlah mahasiswa yang mengendarai mobil curian.
Salah satu polisi yang terlibat dalam penembakan tersebut telah ditahan dan diselidiki, setelah presiden menggambarkan penembakan tersebut sebagai "penyalahgunaan wewenang" dan menegaskan bahwa pelajar yang meninggal tidak menembakkan senjata apa pun.