Presiden Joko Widodo. Dok Setpres.
Arif Wicaksono • 16 August 2023 18:48
Jakarta: Presiden Joko Widodo mengatakan perubahan dalam geopolitik yang berlangsung dengan cepat memberikan tekanan kepada pembuat kebijakan untuk merespons situasi dengan tepat. Hal ini perlu diantisipasi dengan kebijakan yang cermat.
"Kita menyaksikan perubahan lanskap global yang sangat cepat, khususnya karena pergeseran geopolitik. Pergeseran geopolitik ini telah menciptakan pola kerja sama internasional yang terkotak-kotak. Muncul fenomena untuk menarik rantai suplai manufaktur di negeri sendiri atau memindahkan ke negara yang dianggap kawan. Fragmentasi global tersebut telah menghambat aliran perdagangan dan investasi dunia, serta melemahkan perekonomian dunia," jelas dia dalam Pidato Kenegaraan, Rabu, 16 Agustus 2023.
Dia menuturkan fragmentasi global menciptakan disrupsi rantai pasok yang meningkatkan risiko krisis pangan, energi, serta keuangan dunia. Selain itu, tensi geoekonomi yang memanas juga mendorong tren embargo serta hambatan perdagangan atas beberapa komoditas vital, seperti semikonduktor, mineral, dan bahkan pembatasan arus modal.
Dia pun menegaskan konstelasi global harus disikapi dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif, bukan yang biasa- biasa saja. Kebijakan ekonomi dan fiskal harus mampu mentransformasi ekonomi untuk menghadapi tantangan hari ini dan ke depan. Ketahanan pangan dan energi serta transformasi manufaktur menjadi sangat penting.
"Di sisi lain, industri pertahanan harus dibangun secara kompetitif untuk menjawab kebutuhan pertahanan keamanan Indonesia," tegas dia.