Afrika Selatan Berharap COP29 Prioritaskan Dana Iklim untuk Negara-Negara Berkembang

COP29 digelar di Baku, Azerbaijan. Foto: dok Pertamina.

Afrika Selatan Berharap COP29 Prioritaskan Dana Iklim untuk Negara-Negara Berkembang

Ade Hapsari Lestarini • 13 November 2024 07:15

Jakarta: Afrika Selatan berharap COP29 dapat memberikan jalur yang jelas bagi negara-negara berkembang untuk mengakses dana. Hal ini dilakukan guna mengatasi kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Melansir Xinhua, Rabu, 13 November 2024, COP29 diselenggarakan dengan tema "Dalam Solidaritas untuk Dunia yang Hijau" di Baku, Azerbaijan, dari 11-22 November. Direktur Eksekutif Komisi Iklim Kepresidenan Afrika Selatan (PCC) Crispian Olver mengatakan COP29 diharapkan "secara praktis" membahas pengoperasian, pembiayaan, dan penyediaan sumber daya Dana Kerugian dan Kerusakan, yang dibentuk pada COP28.

"Sangat penting bagi para negosiator di COP29 untuk tidak mengecewakan masyarakat yang paling terdampak oleh perubahan iklim, khususnya mereka yang tidak memiliki sarana untuk mengatasi dampak perubahan iklim atau memulihkan diri dari bencana terkait iklim yang berdampak pada kehidupan, penghidupan, dan komunitas mereka," kata Olver.

 

Baca juga: COP29, saat Dunia Mencari Dana Untuk Perubahan Iklim Baru
 

Pengumpulan dana


Pejabat itu mengatakan, PCC berharap COP29 akan mengumpulkan janji untuk Dana Kerugian dan Kerusakan serta membangun USD700 juta yang telah dijanjikan, serta menekankan ambisi internasional harus tetap difokuskan pada pembatasan pemanasan global pada target yang segera ditutup yaitu 1,5 derajat Celsius, tingkat pra-industri, untuk menghindari kerusakan yang meluas dan sering terjadi pada planet ini.

"COP29 hadir di penghujung tahun yang mematikan yang ditandai dengan bencana alam dan cuaca ekstrem, dengan dampak signifikan terhadap kehidupan dan penghidupan di sebagian besar wilayah Afrika, memperburuk ketimpangan yang ada, termasuk kemiskinan dan pengangguran, serta memperburuk krisis kemanusiaan di zona konflik," katanya.

"Bagi banyak warga dunia, termasuk warga Sudan dan Palestina yang mengungsi akibat perang, atau tidak memiliki akses ke sumber daya dan layanan dasar, banjir, curah hujan yang rendah, dan suhu tinggi telah memperburuk kondisi yang sudah tak tertahankan," kata dia.

COP29 diharapkan dapat mendorong komitmen pendanaan iklim yang lebih ambisius, memastikan sumber daya bagi negara-negara berkembang untuk menerapkan tindakan iklim yang kuat dan memenuhi target penting. (Ridini Batmaro)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)