Menteri Spanyol desak pemimpin Eropa putuskan hubungan diplomatik dengan Israel. (AP)
Marcheilla Ariesta • 29 October 2023 22:02
Madrid: Menteri Hak Sosial Spanyol, Ione Belarra, meminta para pemimpin Eropa untuk memutuskan hubungan dengan Israel di tengah serangan rezim tersebut di Jalur Gaza. Ia dengan tegas mengatakan, Israel melakukan kejahatan kemanusiaan.
Belarra menyampaikan seruan tersebut dalam sebuah video di X, dalam bahasa Spanyol pada Sabtu kemarin. Di video itu, ia mengecam para pemimpin dunia karena membiarkan Israel melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan” tanpa mendapat hukuman.
“Jalur Gaza telah mengalami malam yang mengerikan. Israel tidak hanya melakukan pengeboman besar-besaran terhadap penduduk yang benar-benar tidak berdaya termasuk anak-anak, wanita hamil, dan orang lanjut usia, namun Israel juga telah mengakhiri semua komunikasi. Internet dan telepon terputus di Jalur Gaza,” katanya, dilansir dari Press TV, Minggu, 29 Oktober 2023.
Dia menambahkan bahwa 'kelambanan' negara-negara Eropa membuat mereka menjadi 'kaki tangan dalam genosida terencana.' Ia menambahkan, karena aliansi internasional Israel “menjamin impunitasnya”, rezim tersebut terus melakukan kekejaman terhadap warga Palestina.
“Putuskan hubungan diplomatik dengan Israel, terapkan sanksi ekonomi yang patut dicontoh terhadap mereka yang bertanggung jawab atas genosida ini, dan tanpa ragu mari kita bawa (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional sehingga dia dapat diadili atas dasar apa yang dia lakukan: perang kriminal,” tambah Belarra.
“Kita harus bertindak sekarang, besok akan terlambat, kita harus melakukannya hari ini,” tegasnya.
Dia juga meminta warga negara-negara Eropa untuk berpartisipasi dalam demonstrasi pro-Palestina di kota-kota mereka untuk “mengakhiri genosida.”
Israel melakukan serangan selama berminggu-minggu di Gaza, membunuh orang-orang yang terjebak di wilayah yang terkepung, memblokir bantuan kemanusiaan, air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan ke wilayah yang diblokade. Semua ini dilakukan setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Al-Aqsa Strom pada 7 Oktober sebagai respons terhadap kekerasan selama puluhan tahun terhadap warga Palestina dan serangan berulang kali ke Masjid al-Aqsa.
Meskipun jumlah korban jiwa sangat besar, Tel Aviv telah menyatakan bahwa perang tersebut telah “memasuki fase baru.” Pada Jumat kemarin, pasukan Zionis meningkatkan serangan udara, laut dan darat di Jalur Gaza.
Sejumlah lembaga bantuan internasional mengonfirmasi bahwa mereka kehilangan kontak dengan staf di Gaza setelah Israel memutus akses internet dan komunikasi di wilayah pendudukan.
Jumlah korban tewas sejak dimulainya pembantaian Israel telah melampaui 8.000 orang dan lebih dari 20.500 warga Palestina terluka. Yang mengejutkan, 70 persen korban di Gaza adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, dengan 120 negara memberikan suara untuk resolusi tersebut. Namun Israel menolak seruan tersebut.
Serangan Israel yang terus berlanjut telah mendorong Jalur Gaza ke ambang bencana kemanusiaan, dengan ratusan ribu warga sipil Palestina menanggung penderitaan dan kehilangan yang sangat besar.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk juga memperingatkan ada potensi ribuan warga sipil akan meninggal jika Israel terus melanjutkan serangan darat di Gaza.