Perempuan AS yang Disandera di Gaza Dilaporkan Meninggal

Judih Weinstein yang diduga disandera di Gaza, dinyatakan meninggal dunia. Foto: AP

Perempuan AS yang Disandera di Gaza Dilaporkan Meninggal

Medcom • 29 December 2023 19:10

Gaza: Sebuah komunitas pemukiman Israel atau kibbutz mengumumkan kematian seorang warga Amerika berdarah campuran Kanada dan Israel yang bernama Judih Weinstein yang diduga disandera di Gaza, Palestina. Berita ini muncul enam hari setelah suami Weinstein, Gad Haggai, juga dinyatakan meninggal dunia.

 

Kronologi kejadian terjadi ketika Weinstein (70)  dan Haggai (73) sedang berjalan-jalan pagi di dekat rumah mereka di Kibbutz Nir Oz pada pagi hari 7 Oktober ketika Hamas menyerbu masuk ke Israel.

 

Pada dini hari, Weinstein dapat menghubungi layanan darurat dan memberi tahu mereka bahwa dia dan suaminya telah ditembak dan mengirim pesan kepada keluarganya.

 

Weinstein dan suaminya tadinya dikira termasuk di antara para sandera yang masih ditawan di Gaza. Namun enam hari yang lalu, pihak kibbutz mengumumkan bahwa Haggai meninggal pada 7 Oktober dan jasadnya telah dibawa ke Gaza.

 

Pada Kamis, kibbutz mengatakan bahwa mereka telah mengetahui bahwa Weinstein juga terbunuh pada 7 Oktober dan tubuhnya juga ditahan di Gaza. Tidak segera jelas bagaimana pihak berwenang Israel menentukan kematian mereka.Pasangan ini meninggalkan dua putra dan dua putri serta tujuh cucu.

 

Mengetahui hal tersebut, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa ia "sangat terpukul" atas kematian Weinstein, terutama setelah mendengar tentang pasangan itu dalam sebuah pertemuan dengan putri mereka.

 

 "Mereka telah hidup seperti di neraka selama berminggu-minggu. Tidak ada keluarga yang harus menanggung cobaan seperti itu," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir dari ABC News, Jumat, 29 Desember 2023.

 

Weinstein lahir di New York dan merupakan anggota aktif Kibbutz Nir Oz, sebuah komunitas kecil di dekat perbatasan Gaza di mana ia mengajar bahasa Inggris untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

 

Kibbutz tersebut mengatakan bahwa ia juga mengajarkan teknik meditasi kepada anak-anak dan remaja yang menderita kecemasan akibat tembakan roket dari Gaza. Haggai adalah seorang pensiunan koki dan musisi jazz.

 

"Judy mendedikasikan hidupnya untuk melayani orang lain, menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengajar bahasa Inggris dan menggunakan hasratnya pada puisi, dalang, dan kesadaran untuk memberdayakan anak-anak dari berbagai latar belakang," kata keluarganya dalam sebuah pernyataan.

 

Dalam sebuah video YouTube yang dibuat selama pertempuran singkat antara Israel dan kelompok militan Jihad Islam pada Mei lalu, Weinstein membacakan serangkaian puisi dan mengungkapkan harapannya untuk hari-hari yang lebih baik di masa depan.

 

"Saya benar-benar berharap bahwa saat saya merekam Haiku berikutnya, saya tidak akan berada di bawah tekanan, di bawah tembakan roket, di bawah kondisi di mana orang-orang sedang berperang," kata Weinstein saat itu.

 

Al Haggai, salah satu putra pasangan tersebut, mengatakan kepada Channel 13 Israel bahwa keluarga itu awalnya berharap kewarganegaraan ganda yang dimiliki ibu mereka akan memungkinkannya untuk dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, ketika 105 sandera dibebaskan. Hampir semuanya adalah perempuan dan anak-anak.

 

Dia mengatakan bahwa ketika nama ibunya tidak ada dalam daftar harian, dia mulai curiga bahwa ada sesuatu yang terjadi padanya.

 

Menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, setidaknya 23 dari sekitar 129 sandera yang diyakini ditahan di Gaza telah meninggal atau terbunuh dalam penawanan.

 

Nir Oz merupakan salah satu komunitas Israel yang paling parah terkena dampak serangan pada 7 Oktober lalu dengan sekitar seperempat penduduknya terbunuh atau diculik.

 

Keluarga-keluarga para sandera yang hilang telah mendapatkan dukungan dan simpati yang luas di Israel ketika mereka mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang baru untuk membawa pulang orang-orang yang mereka cintai.

 

Netanyahu bertemu pada hari Kamis di Tel Aviv dengan beberapa keluarga, di mana dia mengatakan kepada mereka bahwa ada upaya di balik layar untuk membawa pulang para sandera, menurut sebuah pernyataan dari kantornya.

 

"Saya tidak bisa menjelaskan detailnya, kami sedang berupaya untuk mengembalikan semua orang," pungkas Netanyahu. (Kanaya Hairunissa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)