Apple. Foto: Unsplash.
New York: Perusahaan teknologi asal California, Apple, baru saja meluncurkan pembelian kembali saham atau buyback senilai USD110 miliar, yang terbesar dalam sejarah pasar saham.
Pengumuman ini datang bersamaan dengan laporan pendapatan fiskal kuartal kedua yang kuat untuk Apple, yang menunjukkan pendapatan dan laba per saham mengalahkan perkiraan, sementara penjualan di Tiongkok Raya juga melebihi ekspektasi.
“Pembelian kembali senilai USD110 miliar yang diumumkan menunjukkan perolehan arus kas besar-besaran yang dihasilkan Apple tanpa ada tanda-tanda melambat karena strategi alokasi modal tetap menarik perhatian para investor pendukung teknologi ini,” kata Analis Wedbush Dan Ives dikutip dari
Business Insider, Sabtu, 4 Mei 2024.
Pembelian kembali saham Apple mewakili sekitar 4 persen dari total nilai perusahaan, menyoroti betapa besar dampak pembelian kembali ini terhadap harga sahamnya karena Apple terus menarik sebagian besar dari total saham yang beredar.
Seiring berjalannya waktu, seiring berkurangnya pasokan saham, harga cenderung naik, dengan asumsi bisnis yang mendasarinya dalam keadaan sehat dan masih terus berkembang.
Saham beredar mengecil
Jumlah saham beredar Apple mencapai puncaknya di atas 26 miliar pada 2013. Sejak itu, program pembelian kembali saham perusahaan telah mengurangi total jumlah sahamnya menjadi 15,44 miliar, dan dengan harga saat ini, program pembelian kembali saham ini akan menghentikan 600 juta saham tambahan.
Apple juga menaikkan dividennya sebesar 4 persen menjadi USD0,25 per saham, menegaskan kembali komitmennya untuk mengembalikan sebagian besar keuntungannya kepada pemegang saham.
Streaming