Panggung Edukasi dan Pameran Invisible Chains Ajak Generasi Z Melawan Korupsi dari Hal Kecil

Mahasiswa Performing Arts Communication LSPR gelar talkshow dan pameran Invisible Chains menyorot praktik korupsi kecil, seperti titip absen dan plagiarisme. Istimewa

Panggung Edukasi dan Pameran Invisible Chains Ajak Generasi Z Melawan Korupsi dari Hal Kecil

Surya Perkasa • 24 December 2025 21:09

Jakarta: Isu korupsi kerap dipersepsikan sebagai persoalan besar yang hanya melibatkan pejabat atau kasus bernilai fantastis. Namun, Talkshow & Exhibition bertajuk Invisible Chains: How Small Acts of Corruption Hold Us Back menawarkan sudut pandangan yang berbeda.

Kegiatan mahasiswa Performing Arts Communication (PAC) Batch 27 LSPR Institute of Communication and Business menilai korupsi berawal dari tindakan kecil yang sering dianggap sepele.

Kegiatan yang digelar Kalavana Productions ini berlangsung pada 16 Desember 2025 di Professor Djajusman Auditorium & Performance Hall serta Rafael Jolongbayan Room, LSPR Sudirman Park. Kegiatan digelar dengan format hibrid, offline dan online.

Kegiatan ini menjadi bagian dari proyek akademik mata kuliah Event Management dan M.I.C.E. Sekaligus ruang pembelajaran dan refleksi bagi generasi muda.

Mengusung metafora “rantai tak kasat mata”, Invisible Chains menyoroti praktik sehari-hari seperti titip absen, free-riding dalam kerja kelompok, hingga plagiarisme, yang perlahan membentuk budaya ketidakjujuran. Praktik-praktik inilah yang, tanpa disadari, membelenggu integritas dan menghambat kemajuan individu maupun lingkungan akademik.

“Korupsi tidak selalu dimulai dari hal besar. Ia tumbuh dari kompromi-kompromi kecil yang dibiarkan terus berulang. Melalui Invisible Chains, kami ingin mengajak anak muda untuk berani reflektif dan memutus rantai tersebut sejak dini,” ujar perwakilan Kalavana Productions dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 24 Desember 2025.

Talkshow ini menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang. Mulai dari aktivis sosial dan kreator konten, hingga perwakilan lembaga antikorupsi, yang akan membahas isu integritas dengan pendekatan yang dekat dengan realitas Generasi Z.

Diskusi dikemas secara komunikatif agar isu antikorupsi tidak terasa jauh, kaku, atau menggurui. Tidak hanya talkshow, Invisible Chains juga menghadirkan pameran interaktif yang dibagi ke dalam beberapa area.
 


Pengunjung akan diajak menelusuri perjalanan korupsi dari praktik kecil hingga dampak besar melalui instalasi visual, permainan edukatif, serta photo spot tematik yang merepresentasikan belenggu “rantai tak terlihat”. Pengalaman ini dirancang agar peserta tidak hanya memahami secara kognitif, tetapi juga merasakan secara emosional bagaimana kebiasaan kecil dapat berubah menjadi beban kolektif.

Acara ini menargetkan mahasiswa usia 18–24 tahun, khususnya Generasi Z yang aktif secara digital, kritis, dan terbuka terhadap diskusi nilai-nilai etika, kepemimpinan, serta tanggung jawab sosial. Dengan estimasi 250 peserta offline dan 250 peserta online, Invisible Chains diharapkan dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan inklusif.

Melalui kolaborasi seni, diskusi, dan pengalaman interaktif, Invisible Chains menjadi bukti bahwa kampanye antikorupsi dapat dikemas secara kreatif dan relevan bagi generasi muda. Ke depan, Kalavana Productions juga tengah mempersiapkan sebuah pertunjukan teater berskala besar bertajuk Broken Chord: The Musical, yang rencananya digelar pada Juli 2026.

Pertunjukan tersebut bagian dari komitmen berkelanjutan dalam menghadirkan karya seni pertunjukan yang reflektif, edukatif, dan berdampak sosial. Lebih dari sekadar acara, kegiatan ini menjadi ajakan untuk membangun budaya integritas. Dimulai dari keputusan-keputusan kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Surya Perkasa)