Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu.
M Ilham Ramadhan Avisena • 11 February 2025 11:37
Jakarta: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, tantangan bagi ekonomi dan sektor jasa keuangan Indonesia di 2025 masih akan cukup besar. Ketidakpastian hingga divergensi ekonomi dunia tetap menjadi isu yang membayangi di tahun ini.
"Tantangan dan ketidakpastian yang akan dihadapi di 2025 diperkirakan tidak akan lebih mudah," ujar Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.
Itu karena sejumlah lembaga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global meningkat secara terbatas. Normalisasi kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara utama lainnya diperkirakan akan terus berlanjut namun dengan laju yang lebih lambat.
Di sisi lain, divergensi pemulihan ekonomi di antara negara-negara industri berpotensi mengakibatkan terjadinya perbedaan kebijakan moneter dari berbagai otoritas moneter global yang akan mempengaruhi capital flow dan nilai aset keuangan.
"Kompleksitas pemulihan ekonomi diperkirakan akan meningkat seiring perkembangan geopolitik dan geoekonomi yang dinamis," kata Mahendra.
Selain itu, kebijakan perdagangan yang lebih ditentukan oleh aspek politik dibandingkan dengan aspek ekonomi berpotensi meningkatkan fragmentasi perdagangan global dan menurunkan volume perdagangan itu sendiri.
Begitupun dengan mulai terjadinya divergensi kebijakan dan penerapan standar internasional di sektor keuangan antar negara yang juga dapat menciptakan perbedaan daya saing sektor keuangan.
Baca juga: Aturan Tak Konsisten Bikin Sulit Dunia Usaha |