Tekan Hamas Terkait Proposal Baru, Israel Hentikan Arus Bantuan ke Gaza

Truk bantuan kemanusiaan bertolak menuju Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Tekan Hamas Terkait Proposal Baru, Israel Hentikan Arus Bantuan ke Gaza

Willy Haryono • 2 March 2025 17:29

Tel Aviv: Israel menghentikan masuknya semua barang dan pasokan bantuan ke Jalur Gaza pada hari Minggu, 2 Maret 2025, seraya memperingatkan "konsekuensi tambahan" jika Hamas tidak menerima usulan baru untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini.

Mengutip dari Times Colonist, Hamas menuduh Israel mencoba menggagalkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku saat ini, dan mengatakan keputusannya untuk menghentikan bantuan adalah "pemerasan murahan, kejahatan perang, dan serangan terang-terangan" terhadap gencatan senjata.

Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari setelah lebih dari setahun dinegosiasikan. Sejauh ini, Israel dan Hamas sama-sama tidak mengatakan gencatan senjata telah berakhir.

Fase pertama gencatan senjata, yang mencakup lonjakan bantuan kemanusiaan, berakhir pada hari Sabtu kemarin. Kedua belah pihak belum merundingkan fase kedua, di mana Hamas akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa sebagai imbalan atas penarikan pasukan Israel dan gencatan senjata permanen.

Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan, mengatakan keputusan untuk menangguhkan bantuan dibuat dalam koordinasi dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump.

Tidak ada komentar langsung dari AS tentang proposal yang diumumkan Israel, atau keputusannya untuk menghentikan bantuan ke Gaza. Israel mengatakan proposal baru tersebut telah didukung oleh AS.

Ratusan truk bantuan telah memasuki Gaza setiap hari sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, dan tidak jelas apa dampak langsung dari penghentian bantuan tersebut.

Israel mengatakan proposal baru tersebut, yang katanya berasal dari utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, menyerukan perpanjangan gencatan senjata hingga Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi (Passover), yang berakhir pada 20 April.

Gencatan Senjata Gaza

Berdasarkan proposal tersebut, Hamas akan membebaskan setengah dari sandera pada hari pertama dan sisanya ketika kesepakatan dicapai mengenai gencatan senjata permanen, menurut kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Menteri Luar Negeri Gideon Saar mengatakan Israel siap untuk bernegosiasi mengenai fase gencatan senjata berikutnya, tetapi bersikeras agar lebih banyak sandera dibebaskan selama pembicaraan. Ia mengatakan Israel telah menerima surat tambahan dari pemerintahan Koe Biden yang mengatakan tidak ada transisi otomatis antara fase gencatan senjata.

“Kami memenuhi semua komitmen kami (di bawah Fase 1) hingga hari terakhir, yaitu kemarin,” kata Saar dalam konferensi pers.

“Posisi kami adalah bahwa selama negosiasi, para sandera harus dibebaskan,” sambungnya.

Hamas memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menunda atau membatalkan perjanjian gencatan senjata akan menimbulkan “konsekuensi kemanusiaan” bagi para sandera, dan menegaskan kembali bahwa satu-satunya cara membebaskan mereka adalah melalui penerapan kesepakatan yang ada, yang tidak menentukan batas waktu untuk membebaskan para sandera yang tersisa.

Hamas mengatakan pihaknya bersedia membebaskan para sandera yang tersisa sekaligus di Tahap 2, tetapi hanya dengan imbalan pembebasan lebih banyak tahanan Palestina, gencatan senjata permanen, dan penarikan pasukan Israel.

Baca juga:  Israel Setuju Perpanjang Gencatan Senjata Selama Ramadan, Hamas Menolak

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)