Perang Dagang Bikin Perbankan Makin Perkuat Manajemen Risiko dan Inovasi

Ilustrasi perbankan. Foto: Freepik.

Perang Dagang Bikin Perbankan Makin Perkuat Manajemen Risiko dan Inovasi

Husen Miftahudin • 19 May 2025 10:51

Jakarta: Di tengah perang dagang, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus memperkuat manajemen risiko serta memperdalam pemanfaatan inovasi digital guna mendukung penyaluran kredit yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menyampaikan dengan landasan fundamental yang kuat, langkah transformasi digital yang terus berkembang, serta komitmen terhadap pengelolaan risiko yang prudent, perseroan meyakini mampu mempertahankan pertumbuhan kredit yang baik.

"Kombinasi antara fundamental perusahaan yang solid, transformasi digital progresif, dan manajemen risiko disiplin, kami yakin dapat menjaga pertumbuhan kredit yang sehat," ucap Ashidiq kepada Media Indonesia, dikutip Senin, 19 Mei 2025.

Terkait dengan aktivitas bisnis, termasuk penyaluran kredit, Bank Mandiri tetap memandang prospek pertumbuhan dengan optimisme. Dalam menjalankan strategi tersebut, perusahaan pelat merah itu mengedepankan prinsip kehati-hatian.
 

Baca juga: Bantu Cegah PHK Meluas, OJK Perkuat Pembiayaan Industri Tekstil


(Ilustrasi. Foto: dok MI)
 

Pastikan kualitas aset terjaga secara berkelanjutan


Terkait itu, Bank Mandiri berfokus pada penyaluran kredit ke sektor-sektor yang memiliki prospek cerah dan daya tahan tinggi terhadap gejolak pasar. Pendekatan tersebut, ungkap Ashidiq, ditempuh untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga secara berkelanjutan di tengah volatilitas pasar yang terus berubah.

"Kami mengedepankan pertumbuhan yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dengan fokus penyaluran pada sektor prospektif dan resilien," tutur dia.

Kendati, kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS) telah memengaruhi arus perdagangan internasional, serta aliran modal ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia, Bank Mandiri melihat fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

Hal ini tercermin dari inflasi yang terkendali, cadangan devisa yang cukup, dan komitmen pemerintah menjaga stabilitas fiskal. "Dengan sinergi yang erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan, ketahanan ekonomi nasional diyakini akan tetap terjaga," papar Ashidiq.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)