Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, melakukan peninjauan kondisi terkini penyintas keracunan makanan di Puskesmas Kadungora, Puskesmas Leles, dan RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut, pada Selasa malam, 30 September 2025/Diskominfo Kab. Garut
Roni Kurniawan • 1 October 2025 08:26
Garut: Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul peristiwa keracunan massal. Insiden ini diduga kuat terkait konsumsi hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengakibatkan 147 orang menjadi korban, terdiri dari pelajar dan balita.
Status KLB keracunan MBG ini ditetapkan secara resmi oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin. Penetapan tersebut dilakukan usai beliau melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi korban di Puskesmas Kadungora pada Selasa malam, 30 September 2025.
“Barusan kami melaksanakan rapat dengan Pak Sekda, dengan Bu Kadis, dan juga beberapa pejabat tinggi Pratama. Intinya adalah bahwa kita menegaskan kembali, bahwa karena kondisinya tadi sudah perlu penanganan khusus maka kita nyatakan sebagai KLB,” ujar Syakur dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 1 Oktober 2025.
Bupati Syakur menegaskan seluruh biaya penanganan dan perawatan korban akan menjadi tanggung jawab penuh Pemerintah Kabupaten Garut. “Berarti kemungkinan semua pembiayaan itu akan kita cover melalui BTT (Belanja Tidak Terduga),” sambungnya.
Baca: Dapur MBG di Surabaya Wajib Bersertifikat Higiene |
Selain menjamin pembiayaan, langkah-langkah responsif juga segera diinstruksikan untuk memastikan semua korban tertangani. Syakur telah memerintahkan seluruh kepala desa untuk melakukan penyisiran di wilayahnya guna menemukan warga yang bergejala agar segera dirujuk ke puskesmas.
“Jadi jangan sampai kemudian dianggap tidak apa-apa lah, dianggap jauh lah, takut ada biaya lah, sehingga mereka tidak segera ditangani dengan baik,” tegas Syakur.
Berdasarkan data terbaru yang dihimpun hingga Rabu, 1 Oktober 2025 pukul 03.00 WIB, tercatat 147 orang menjadi korban dan menjalani perawatan di kawasan Kadungora dan Leles. Dari total korban tersebut, tiga orang terpaksa dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih intensif, termasuk salah satunya adalah seorang balita.
Sebagai tindakan pencegahan, dapur SPPG yang mendistribusikan MBG di wilayah tersebut untuk sementara ditutup. Petugas berencana melakukan uji laboratorium terhadap sampel menu yang diduga menjadi penyebab keracunan.
“Ya kita tutup, karena memang sudah jelas ini sudah ada korban yang relatif banyak,” ungkap Syakur menegaskan keputusan penutupan sementara tersebut.