Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bandung Barat Naik

ilustrasi medcom.id

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bandung Barat Naik

Media Indonesia • 30 July 2025 19:15

Bandung: Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat menangani 54 kasus kekerasan anak dan perempuan sepanjang Januari hingga Juli 2025.

Angka ini melampaui jumlah kasus tahun 2024 yang tercatat 53 kasus. Jika dirata-ratakan, berarti ada 7 kasus kekerasan tiap satu bulan. Kondisi ini menggambarkan bahwa Bandung Barat darurat kasus kekerasan anak dan perempuan. 

"Dari beragam jenis kasus kekerasan yang ditangani, kasus paling dominan selalu kekerasan terhadap anak," kata Kepala Bidang Pemerdayaan Perempuam dan Perlindungan Anak (PPA) DP2KBP3A KBB, Rini Haryani di Bandung, Rabu, 30 Juli 2025.
 

Baca: Pria di OKU Timur Mencabuli Putri Kandungnya Berkali-Kali
 
Di luar kasus kekerasan terhadap perempuan, Rini mengatakan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), trafficking, hingga bullying masih terhitung belum tinggi. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena tiap satu kasus korban bisa lebih dari satu orang. "Kasus bisa jadi tercatat cuma satu, tapi korbannya bisa lebih," jelasnya.

Contoh terbaru kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kecamatan Cihampelas yang korbannya sementara ada 4 orang. 
Menurutnya jumlah tersebut yang sudah terlaporkan, diduga korbannya bisa bertambah karena masih ada kasus yang belum dilaporkan dengan alasan korban yang tidak berani melapor.

Rini mengatakan pasca mengalami kekerasan, kondisi korban anak maupun perempuan cukup mengkhawatirkan. Meski mendapat layanan pemulihan pasca trauma, namun sebagian dari mereka tak sepenuhnya pulih. 

"Kondisinya bermacam-macam seperti psikis terganggu, trauma dan lain sebagainya. Ada juga yang secara fisik mengalami drop akibat kekerasan," ungkap Rini. 

Rini menjelaskan upaya memutus mata rantai kekerasan harus dilakukan mulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Kemudian lingkungan luar seperti sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Seluruh lapisan masyarakat harus memahami dan menjalankan pendidikan tentang hak-hak anak dan jenis-jenis kekerasan yang dapat terjadi.

"Minimal di lingkungan keluarga dulu, mereka harus paham dan menciptakan ruang aman bagi anak-anak," ujar Rini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)