Lukisan bertajuk Portrait of a Lady muncul dalam sebuah iklan properti di Argentina. Foto: EPA
Fajar Nugraha • 5 September 2025 21:00
Mal del Plata: Pada Kamis 4 September 2025, Jaksa Argentina mendakwa putri seorang pejabat Nazi yang karena mencoba menyembunyikan lukisan abad ke-18 dari pihak berwenang. Ini terkuak menyusul terungkapnya bahwa lukisan itu telah dicuri dari seorang pedagang seni Yahudi selama Perang Dunia II.
Jaksa federal yang menangani perkara ini mengajukan tuduhan adanya upaya menutupi kasus tersebut, hanya sehari setelah Patricia Kadgien putri dari perwira tinggi Nazi Friedrich Kadgien menyerahkan lukisan "Portrait of a Lady" karya seniman Italia Giuseppe Ghislandi ke pengadilan Argentina, delapan puluh tahun setelah karya itu dijarah.
Status lukisan itu masih belum pasti karena menunggu putusan pengadilan. Ahli waris Jacques Goudstikker seorang kolektor seni Yahudi-Belanda yang pernah memiliki karya tersebut sebelum Nazi menyita koleksinya yang tersohor telah mengajukan gugatan untuk merebut kembali lukisan itu, menurut pernyataan kuasa hukumnya.
Goudstikker tewas dalam kecelakaan kapal pada 1940 ketika berusaha melarikan diri dari Belanda saat invasi Jerman berlangsung. Ia dipaksa menjual koleksinya, termasuk karya Rembrandt dan Vermeer, dengan harga sangat rendah. Hingga kini, sedikitnya 1.100 karya dari galerinya yang dijarah masih belum ditemukan.
Pengadilan Argentina memerintahkan agar lukisan itu terlebih dahulu dipamerkan di Museum Holocaust Buenos Aires sebelum dapat dibawa keluar negeri. Namun, pihak museum belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Patricia Kadgien, 59, dan suaminya Juan Carlos Cortegoso, 62, telah berada dalam tahanan rumah karena dicurigai menyembunyikan lukisan, sejak Polisi menggerebek rumah mereka pada hari Senin untuk kedua kalinya dalam beberapa minggu tanpa menemukan “Portrait of a Lady.”
Kadgien, dengan rambut pirang kusam yang berantakan dan kacamata hitam terselip di kepalanya, tampak cemas sekaligus bingung saat mendengarkan Jaksa Carlos Martínez berbicara di ruang sidang yang dipenuhi hadirin. Martínez menyatakan bahwa tindakan Kadgien dan suaminya yang berusaha menyembunyikan lukisan tersebut selama beberapa hari setelah tiba-tiba muncul dalam iklan properti merupakan bentuk menghalangi proses peradilan.
Sementara itu, Cortegoso menatap lurus ke depan dengan tangan terlipat di dada dan wajah berwajah tegas. Usai persidangan, keduanya dibebaskan dari tahanan rumah, namun dilarang bepergian ke luar negeri dan diwajibkan memberi tahu pengadilan setiap kali hendak meninggalkan alamat resmi mereka.
Foto lukisan yang terpajang di ruang tamu rumah Kadgien di Mar del Plata untuk pertama kalinya terlihat kembali bulan lalu setelah delapan puluh tahun, melalui sebuah iklan properti daring.
Seorang jurnalis Belanda yang menyusuri masa lalu keluarga Kadgien di Argentina tempat ia bersembunyi setelah jatuhnya Reich Ketiga menemukan “Potret Seorang Wanita” tergantung di atas sofa beludru hijau dalam tur virtual 3D rumah yang dipasarkan itu.
Setelah memastikan bahwa lukisan tersebut sama dengan yang tercatat hilang dalam arsip internasional seni jarahan Nazi, surat kabar Algemeen Dagblad menerbitkan laporan investigatif pada 25 Agustus, yang kemudian menjadi berita utama di media internasional.
Atas laporan badan kepolisian internasional Interpol, pihak berwenang Argentina menggerebek rumah dan properti lainnya mili Patricia Kadgien dan saudara perempuannya, Alicia, menyita sebuah senapan, revolver kaliber. 32, dan beberapa lukisan abad ke-19 yang mereka duga telah dicuri dengan cara serupa selama Perang Dunia II.
Namun, polisi tidak berhasil menemukan “Potret Seorang Wanita”. Yang mereka temukan hanyalah bekas lecet dan permadani bergaya pedesaan di dinding ruang tamu Patricia Kadgien, tempat lukisan itu sebelumnya difoto.
Iklan properti yang semula dipasang Februari langsung ditarik, dan rekaman CCTV menunjukkan tanda “Dijual” dicopot dari halaman rumah saat sorotan media meningkat pekan lalu.
Dalam dakwaannya, Jaksa Martínez menegaskan pasangan tersebut tahu karya itu diburu aparat dan otoritas internasional, tetapi tetap berupaya menyembunyikannya.
"Baru setelah beberapa kali penggerebekan polisi mereka menyerahkannya," ujar Jaksa Carlos Martinez.
Saat kedua terdakwa masih menjalani tahanan rumah pada Senin, pengacara mereka, Carlos Murias, mengajukan permohonan ke pengadilan sipil Mar del Plata agar Kadgien diizinkan melelang lukisan itu. Namun, pengadilan menolak dengan alasan tidak memiliki kewenangan terkait asal-usul karya seni tersebut.
Jaksa Martínez kemudian menyampaikan kepada wartawan pada Kamis bahwa kantornya mendapat informasi dari Biro Investigasi Federal (FBI) bahwa Marei von Saher, ahli waris pedagang seni Goudstikker, telah mengajukan gugatan hukum atas “Portrait of a Lady” di kantor FBI di New York. FBI sendiri menolak memberikan komentar.
(Muhammad Fauzan)