Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Foto: Dok Kementan
Naufal Zuhdi • 15 July 2025 13:54
Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan tidak ada kompromi terhadap mafia pangan dan pelaku korupsi yang selama ini menjadi penghambat kedaulatan pangan Indonesia.
"Kita harus kerja keras. Kami mohon dukungan semua pihak. Kami sedang membenahi Kementan, dan hasilnya sudah terlihat. Reformasi birokrasi meningkat tajam, predikat WTP kembali diraih, dan capaian indikator antikorupsi makin baik. Bahkan, kami diminta memberi testimoni oleh KPK," ujar Amran dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Selasa, 15 Juli 2025.
Kementerian Pertanian (Kementan), sambung Amran, saat ini tengah menata seluruh rantai pasok pangan dari hulu ke hilir, termasuk dalam penyaluran pupuk dan sarana produksi. Salah satu kasus besar yang ditindak adalah temuan lima jenis pupuk palsu yang beredar di Jawa Tengah, dengan potensi kerugian petani mencapai Rp3,2 triliun secara nasional. Kasus tersebut kini telah diserahkan ke Kejaksaan dan Kepolisian.
Sementara, untuk kasus minyak goreng, sebanyak 20 mafia juga telah diserahkan ke penegak hukum. Terbaru, investigasi gabungan mengungkap skandal pengoplosan beras oleh 212 merek. Modus yang digunakan tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian negara hingga Rp99 triliun.
"Kalau ini terjadi selama 10 tahun, kerugiannya bisa mencapai Rp1.000 triliun. Ini harus kita selesaikan bersama," tegas Amran.
Baca juga: Dugaan Oplosan, Polri Periksa 25 Pemilik Merek Beras Kemasan 5 Kg |