Warga Perumahan Permata Pamulang RW 04, Bakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan, menolak dan menghentikan sementara pembongkaran SMPN 20 Tangsel. Dokumentasi/ istimewa
Tangsel: Warga Perumahan Permata Pamulang RW 04, Bakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan, menolak dan menghentikan sementara pembongkaran SMPN 20 Tangsel yang tengah direnovasi menjadi tiga tingkat.
Ketua RT 02 RW 04, Desra Harahap, mengatakan penghentian sementara pembongkaran dikarenakan warga sama sekali tak diajak berkomunikasi mengenai pemugaran SMPN 20 Tangsel yang direncanakan menjadi tiga tingkat tersebut.
Padahal dampak dari pembongkaran maupun pembangunan atas sekolah itu dirasakan secara langsung oleh warga RT 02 yang langsung berbatasan dengan tembok sekolah SMPN 20.
Menurut Desra warga tak ingin menghalangi program pemerintah, terlebih menyangkut pendidikan. Kendati demikian, pemugaran sebaiknya dilakukan berdasarkan aturan, salah satunya perihal IMB yang notabenenya harus berdasarkan izin lingkungan.
Hal ini juga menyangkut sosialisasi ke warga menyangkut kekuatan struktur bangunan hingga dampak keberadaan sekolah tiga tingkat di lingkungan pemukiman.
"Kita punya beberapa kali pengalaman buruk terkait gedung pendidikan yang bersebelahan dengan pemukiman kami. Pernah beberapa kali dari jendela kelas ada yang melempari warga dengan botol air mineral kosong. Ada pula yang berteriak mengatai warga," kata Desra di Tangerang Selatan, Rabu, 14 Mei 2025.
Senada Ketua RW 04 Ferdinand menyampaikan awalnya memang ada komunikasi ke pihak RW terkait rencana pemugaran SMPN 20. Menurut Ferdinand pihak sekolah menjanjikan akan melakukan pertemuan dengan warga sekitar yang terdampak langsung pemugaran SMPN 20.
Adapun komunikasi yang sebelumnya terjadi ditekankan Ferdinand hanyalah persetujuan warga perihal adanya bangunan sekolah di lingkungan pemukiman RW 04. Sementara mengenai pembongkaran dan renovasi SMPN 20 menurut Ferdinand belum dikomunikasikan dengan baik.
"Ada pertemuan disampaikan ke RW dan RT pada 30 Oktober 2023, namun hanya membicarakan legalitas sekolah. Katanya mau ada pertemuan dengan warga sekitar sekolah, tapi sampai sekarang tidak ada komunikasinya. Bahkan pada tanggal 5 Mei kita justru kaget ada dimulai pembongkaran tanpa pemberitahuan ke warga sekitar," ungkapnya.
Adi, warga RT 02 yang tinggal bersebelahan dengan tembok sekolah SMPN 20 mengaku telah berusaha berkomunikasi ke pihak sekolah untuk mendapatkan kejelasan detail rencana pemugaran sekolah yang baru berdiri beberapa tahun terakhir tersebut. Namun upaya tersebut hingga kini kata Adi menemui jalan buntu.
"Upaya (komunikasi sudah dilakukan namun tak ada tanggapan sama sekali dari pihak sekolah. Ini yang kami sayangkan. Kami hanya butuh penjelasan, mengenai sekolah ini dibangun kok tidak ada komunikasi, tidak ada sosialisasi, tidak ada sedikitpun niatan pihak sekolah untuk menyampaikan ke warga," ungkap Adi.
Tak ada satupun pihak sekolah yang berada di lokasi saat warga RW 04 Bakti Jaya melakukan aksi pemasangan spanduk. Karena tak adanya pihak sekolah maupun Kelurahan Bakti Jaya yang dapat menjelaskan perihal pemugaran itu, warga akhirnya meminta pembongkaran gedung sekolah SMPN 20 dihentikan sementara.
Lurah Bakti Jaya, Fiqri Yanuardi Putra, yang datang ke lokasi menilai persoalan ini berlatarbelakang kurangnya komunikasi. Dirinya memastikan akan memfasilitasi komunikasi antara perwakilan warga dengan pihak sekolah.
"Jumat pagi kalau ibu kepala sekolah siap, Pak RW, Pak RT, perwakilan warga duduk bareng di kelurahan. Saya fasilitasi pertemuan pihak sekolah dengan warga RW 4. Karena ini kan pembangunan (sekolah), nanti yang menikmati juga kan warga," ujar Fiqri.
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) akan membangun dan merevitalisasi 20 gedung sarana pendidikan pada tahun 2025, dengan total anggaran mencapai Rp184 miliar.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan bahwa pembangunan dan revitalisasi fasilitas serta gedung sekolah merupakan bagian penting dari upaya pemkot dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan yang layak dan berkualitas.
"Kita tahu betul kalau pendidikan adalah pondasi utama pembangunan di kota tercinta ini. Tentu, kita pastikan seluruh anak-anak di Tangsel bisa mendapatkan fasilitas belajar yang aman, nyaman dan memadai. Makanya, revitalisasi dan pembangunan fasilitas maupun gedung sekolah itu adalah jalan utama kita mewujudkan itu," ujar Benyamin.