Dino Patti Djalal: Masyarakat Sipil Penopang Utama Masa Depan ASEAN

Pendiri FPCI Dino Patti Djalal dalam pidato pembukaan ASEAN for the People Conference (AFPC) 2025 yang digelar di Jakarta, Sabtu, 4 Oktober 2025. (Metrotvnews.com)

Dino Patti Djalal: Masyarakat Sipil Penopang Utama Masa Depan ASEAN

Muhammad Reyhansyah • 4 October 2025 12:05

Jakarta: Pendiri sekaligus Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, menegaskan bahwa masyarakat sipil atau civil society organizations (CSOs) merupakan elemen kunci dalam menjaga stabilitas dan masa depan ASEAN.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato pembukaan ASEAN for the People Conference (AFPC) 2025 yang digelar di Jakarta, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Dino menegaskan, bintang utama dari konferensi ini bukanlah pejabat tinggi negara atau diplomat, melainkan masyarakat sipil.

“Hari ini kita berkumpul bukan untuk merayakan pemerintah atau pejabat, tetapi untuk merayakan kekuatan masyarakat sipil,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat sipil telah memainkan peran penting dalam membentuk perjalanan Asia Tenggara di masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Lebih dari 120 organisasi masyarakat sipil hadir dalam AFPC 2025, mulai dari lembaga lokal hingga organisasi internasional yang bergerak di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan mental, hingga perdamaian lintas agama.

Dino menilai kerja nyata di tingkat akar rumput menjadi fondasi bagi ASEAN yang lebih tangguh.

“Civil society sering kali menjadi jangkar moral dan kompas bagi bangsa. Bahkan ketika negara goyah, masyarakat sipillah yang menjaga kesinambungan,” kata Dino.

Ia mencontohkan rekonsiliasi Indonesia–Timor Leste pasca-1999 yang tak hanya lahir dari diplomasi formal, tetapi juga keterlibatan akar rumput. Begitu pula reformasi Indonesia pada 1998 yang tetap bertahan berkat dukungan kuat masyarakat sipil.

Dalam konteks global, Dino menyinggung solidaritas masyarakat sipil dunia terhadap isu kemanusiaan di Gaza.

“Kita melihat bagaimana masyarakat sipil di seluruh dunia menyuarakan keadilan bagi Palestina, meski banyak pemerintah memilih diam,” ujarnya. Menurut Dino, fenomena ini menunjukkan kekuatan masyarakat sipil dalam melengkapi peran negara.

Namun, ia menyoroti bahwa banyak organisasi masyarakat sipil di Asia Tenggara masih bekerja secara terpisah dan jarang membangun jejaring lintas negara. Konferensi AFPC, katanya, hadir untuk mempertemukan, menghubungkan, dan memperkuat kolaborasi antar-CSO di kawasan.

“Bayangkan jika semua energi ini saling terhubung. ASEAN akan punya kekuatan rakyat yang tidak bisa diabaikan,” tegasnya.

Dino menutup dengan pesan bahwa keberlanjutan ASEAN tidak hanya bertumpu pada keputusan politik di meja perundingan, melainkan juga pada kekuatan masyarakat sipil.

“Civil society bukan hanya pelengkap, tetapi penopang utama perjalanan kita sebagai kawasan,” pungkasnya.

Baca juga:  AFPC 2025 Hadirkan Suara Masyarakat Sipil ke Panggung ASEAN

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)