Ilustrasi logam tanah jarang. Foto: Dok The New York Times
Eko Nordiansyah • 20 September 2025 20:25
Jakarta: Rare Earth Elements (REE) atau dikenal dengan logam tanah jarang (LTJ) merupakan kelompok 17 unsur kimia yang tercatat dalam tabel periodik. Unsur ini sebenarnya tidak benar-benar langka, namun persebarannya di bumi tidak merata dan proses pengolahannya cukup rumit, sehingga disebut logam tanah jarang.
Penemuan logam tanah jarang sudah berlangsung sejak abad ke-18. Sejak itu pula, penelitian terus berkembang untuk menemukan manfaat serta teknologi pengolahan yang lebih efektif. REE sering ditemukan pada mineral pembentuk batuan, terutama granitoids, dengan contoh mineral seperti monasit, senotim, zirkon, hingga titanit.
Berikut manfaat rare earth dan prospek hilirisasi, dikutip dari laman Agincourt dan BRIN.
Digunakan untuk pembuatan lapisan layar gadget, serta material neomagnet yang memiliki kekuatan lebih besar dibanding magnet biasa. Neomagnet ini mendukung pengembangan dinamo, speaker, hingga perangkat elektronik berteknologi tinggi.
Menjadi material penting dalam produksi mobil listrik dan hybrid yang membutuhkan logam tanah jarang dalam jumlah signifikan. REE juga meningkatkan kekuatan serta ketahanan logam pada industri otomotif.
Dipakai sebagai komponen alutsista, mulai dari rudal, satelit, hingga laser. Beberapa campuran logam tanah jarang juga digunakan untuk memperkuat peralatan militer berat.
Selain itu, REE juga berperan dalam pembuatan turbin angin, lampu LED, kamera, hingga perangkat medis seperti pendeteksi sel kanker. Unsur tertentu, seperti cerium (Ce), bahkan digunakan pada cat anti-radar, sementara neodymium (Nd) dipakai dalam magnet pintar dan material nano.
Dengan potensi yang besar, logam tanah jarang dipandang sebagai salah satu objek strategis bagi pengembangan industri di masa depan. Pemerintah dan lembaga riset mendorong hilirisasi agar nilai tambah REE dapat dirasakan langsung oleh perekonomian nasional.
Dalam sebuah kuliah umum di Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung, Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Iwan Setiawan menekankan pentingnya pemahaman mahasiswa mengenai riset, eksplorasi, hingga pemrosesan mineral REE. Menurutnya, riset berkelanjutan diperlukan agar kegiatan eksplorasi di hulu dapat terhubung dengan pengembangan industri di hilir secara berkelanjutan. (Aulia Rahmani Hanifa)