Bitcoin Melejit di Ramadan 2025, Ini Gara-garanya!

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Bitcoin Melejit di Ramadan 2025, Ini Gara-garanya!

Husen Miftahudin • 10 March 2025 09:51

Jakarta: Memasuki Ramadan 2025, pasar kripto menghadapi dinamika yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bitcoin sempat mengalami lonjakan hingga delapan persen dalam satu hari, kembali ke level USD90 ribu setelah sempat merosot ke bawah USD80 ribu.
 
CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan, pemulihan tajam ini didorong oleh sentimen positif terkait rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang disebut-sebut ingin mengusulkan cadangan kripto nasional.
 
"Tahun ini ada elemen geopolitik yang sangat kuat dalam pergerakan pasar kripto. Jika benar ada langkah serius dari Pemerintah AS untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari kebijakan moneter, dampaknya akan sangat besar bagi industri kripto secara global," jelas Oscar dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 10 Maret 2025.
 
Selain itu, lanjut dia, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi volatilitas harga. Oscar menyoroti kebijakan baru AS yang menaikkan tarif impor sebesar 25 persen terhadap barang dari Kanada dan Meksiko sebagai pemicu ketidakpastian di pasar finansial.
 
"Kebijakan ekonomi suatu negara, khususnya sebesar AS, dapat berdampak pada arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto. Investor perlu memahami kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro," tambah dia.
 

Baca juga: Trump Janji Bakal 'Bekingi' Industri Kripto
 

Volatilitas tetap jadi tantangan utama

 
Meskipun sentimen bullish terlihat cukup kuat di awal Ramadan 2025, Oscar mengingatkan volatilitas tetap menjadi tantangan utama. Dengan adanya White House Crypto Summit yang dijadwalkan pada 7 Maret, pasar masih menunggu kejelasan arah regulasi.
 
"Jika hasil dari pertemuan tersebut tidak sesuai ekspektasi pasar, kita bisa melihat koreksi harga yang cukup dalam. Volatilitas kripto bisa menjadi pedang bermata dua, di satu sisi memberikan peluang, tetapi di sisi lain bisa menimbulkan risiko besar jika tidak dikelola dengan baik," tutur dia.
 
Menurut Oscar, strategi investasi yang paling relevan dalam kondisi seperti ini adalah dengan tetap berpegang pada prinsip manajemen risiko yang baik. Ia menekankan pentingnya strategi diversifikasi portofolio agar investor tidak terlalu bergantung pada pergerakan harga bitcoin semata.
 
"Diversifikasi bukan hanya soal membeli banyak aset, tetapi juga soal memahami bagaimana setiap aset merespons kondisi pasar yang berbeda. Investor yang bijak selalu memiliki rencana mitigasi risiko," jelasnya.
 
Lebih lanjut, Oscar melihat lonjakan harga bitcoin baru-baru ini juga dipicu oleh meningkatnya partisipasi investor institusional yang mulai memperhitungkan kripto sebagai bagian dari aset safe haven.
 
"Dulu, bitcoin sering dianggap sebagai aset spekulatif semata, tetapi kini mulai diperhitungkan sebagai alternatif investasi jangka panjang. Ini adalah perubahan paradigma yang perlu diperhatikan oleh investor ritel," tutur Oscar.


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Ting Shen)
 

Pergerakan kripto saat Ramadan

 
Diketahui, pergerakan harga bitcoin selama bulan Ramadan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren yang menarik, dengan kecenderungan penurunan yang cukup konsisten.
 
Data historis menunjukkan selama Ramadan 2021, bitcoin turun sebesar 21,71 persen, diikuti penurunan sebesar 16,00 persen pada 2022, kemudian mengalami penurunan kembali sebesar 3,73 persen pada 2023, dan kembali terkoreksi sebesar 4,14 persen pada 2024.
 
Oscar menjelaskan, penurunan ini bukan hanya fenomena musiman, tetapi juga dipengaruhi oleh psikologi pasar yang berubah selama Ramadan.
 
"Setiap tahun, kami mengamati pola minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama bulan Ramadan, yang dapat menyebabkan tekanan jual lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya," beber Oscar.
 
Ia menambahkan, faktor ini sering kali diperkuat oleh tren historis yang menciptakan ekspektasi penurunan harga di kalangan investor, sehingga meningkatkan aksi ambil untung sebelum Ramadan tiba.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)