Presiden AS Donald Trump sebut Zelensky sebagai diktator. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 20 February 2025 06:03
Miami: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai ‘diktator’, memperlebar keretakan pribadi dengan implikasi besar bagi upaya untuk mengakhiri konflik yang dipicu oleh invasi Rusia tiga tahun lalu.
Amerika Serikat telah menyediakan dana dan senjata untuk Ukraina, tetapi dalam perubahan kebijakan yang tiba-tiba sejak berkuasa, Trump telah membuka pembicaraan dengan Moskow.
"Seorang Diktator tanpa Pemilu, Zelensky harus bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara yang tersisa," tulis Trump di platform Truth Social miliknya tentang pemimpin Ukraina tersebut, yang masa jabatan lima tahunnya berakhir tahun lalu.
Hukum Ukraina tidak mengharuskan pemilihan umum selama masa perang.
Pada Selasa, Trump mengadakan konferensi pers di mana ia mengkritik Zelensky, mengulangi beberapa narasi Kremlin tentang konflik tersebut dan menyerukan diakhirinya perang.
Zelensky kemudian menuduh Trump menyerah pada "disinformasi" Rusia, termasuk Trump yang menyalahkan Kyiv karena telah "memulai" perang dan menggemakan pertanyaan Kremlin atas legitimasi Zelensky.
"Ia menolak Pemilu, sangat rendah dalam Jajak Pendapat Ukraina, dan satu-satunya hal yang ia kuasai adalah mempermainkan (Joe) Biden 'seperti biola,'" kata Trump dalam unggahan Zelensky di Truth Social, seperti dikutip AFP, Kamis 20 Februari 2025.
"Sementara itu, kami berhasil menegosiasikan akhir Perang dengan Rusia, sesuatu yang semua orang akui hanya dapat dilakukan oleh 'TRUMP,' dan Pemerintahan Trump," imbuh Presiden Trump.
Zelensky terpilih pada tahun 2019 untuk masa jabatan lima tahun tetapi tetap menjadi pemimpin di bawah darurat militer yang diberlakukan setelah invasi Rusia.
Popularitasnya telah terkikis, tetapi persentase orang Ukraina yang mempercayainya tidak pernah turun di bawah 50 persen sejak konflik dimulai, menurut Institut Sosiologi Internasional Kyiv (KIIS).