Konflik Antarsuku Pecah Lagi, Suku Arab dan Etnis Kurdi Bentrok di Suriah

Suku-suku Arab umumkan mobilisasi ke wilayah SDF. (via Long War Journal)

Konflik Antarsuku Pecah Lagi, Suku Arab dan Etnis Kurdi Bentrok di Suriah

Riza Aslam Khaeron • 16 August 2025 15:20

Gharanij: Ketegangan antara suku-suku Arab dan milisi Kurdi kembali memanas di timur laut Suriah. Mengutip Long War Journal bentrokan terbaru pecah pada 14 Agustus di kota Gharanij, Deir Ezzour, wilayah yang secara administratif dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF). 

Para pejuang suku Arab dilaporkan mengepung anggota SDF di dalam sebuah apotek, sebelum baku tembak terjadi. Satu penyerang tewas, tiga lainnya terluka. Enam personel SDF diculik; dua dibebaskan, sementara empat sisanya masih ditawan.

Sebuah kendaraan militer milik SDF juga berhasil direbut oleh para penyerang.

Mengutip Long War Journal, pemicu utama eskalasi adalah seruan "nafeer aam" atau mobilisasi umum oleh beberapa suku besar Arab Sunni, termasuk Al Naim, Al Bushaaban, Qais Aylan, dan Al Baqara. Keempatnya tersebar di Deir Ezzour, Raqqa, dan Al Hasakah, wilayah yang mayoritas penduduknya Arab namun dikendalikan oleh SDF yang didominasi Kurdi.

Sheikh Faraj al Salamah, tokoh suku Arab terkemuka, menyatakan bahwa koordinasi lintas suku tengah berlangsung dan seluruh pihak menunggu momentum yang tepat untuk bergerak. 

"Koordinasi sedang berlangsung dengan semua suku yang telah menyerukan mobilisasi, dan semua orang menunggu saat yang tepat untuk mulai bergerak," tegas Salamah menginstruksikan mobilisasi massa ke wilayah SDF, melansir Long War Journal.

Ia juga menambahkan bahwa tujuan mereka adalah pembebasan wilayah Jazira Suriah, yakni wilayah timur laut negara itu, dari kendali SDF
 

Baca Juga:
CCTV Rekam Tentara Pemerintah Suriah Bunuh Petugas Medis di RS Suwayda
.

Konflik Etnis yang Tidak Kunjung Berakhir

Sejak kekalahan ISIS pada 2016–2019, SDF memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah-wilayah Arab. Namun struktur kekuasaan internal SDF tetap didominasi oleh YPG dan YPJ, unit militer Kurdi, yang membuat pejuang Arab merasa termarjinalisasi.

Meski sekitar 65.000 dari 100.000 pasukan SDF merupakan orang Arab, posisi pengaruh tetap berada di tangan kelompok Kurdi.

Banyak pejuang Arab bergabung dengan SDF karena faktor ekonomi dan wajib militer di kawasan tersebut. Mereka menerima gaji bulanan yang lebih tinggi dibanding bergabung dengan milisi lain, sementara secara demografis, Arab mencakup sekitar 75 persen populasi di timur laut Suriah.

Tahun lalu, konflik sempat pecah setelah SDF menangkap dan memecat Abu Khawla, komandan Dewan Militer Deir Ezzour (DMC). Suku-suku Arab menuduh SDF menjarah sumber daya minyak untuk membiayai wilayah-wilayah mayoritas Kurdi. 

Ketegangan juga tidak lepas dari dinamika politik baru di Suriah. Setelah jatuhnya rezim Assad, kekuasaan beralih ke Ahmad al Sharaa, mantan komandan Al Qaeda dan Hayat Tahrir al Sham. Pemerintahan baru ini mengalami kesulitan mengintegrasikan wilayah-wilayah Kurdi, termasuk area yang dikuasai SDF.

Kesepakatan yang ditandatangani pada Maret lalu antara pemerintah Suriah dan SDF mandek karena kekhawatiran terhadap latar belakang jihadis Sharaa dan kecenderungan sentralisasi kekuasaan.

Konflik antara tentara Suriah baru dan SDF sebenarnya sudah beberapa kali terjadi, namun hingga kini kedua pihak masih menghindari konfrontasi skala penuh. Mobilisasi terbaru yang digaungkan oleh suku-suku Arab meningkatkan risiko eskalasi.

Bila konflik meluas, pemerintah Suriah kemungkinan akan turun tangan membela suku-suku tersebut, sebagaimana yang mereka lakukan dalam insiden bentrokan antara komunitas Druze dan suku Badui di Suwayda sebelumnya pada bulan Juli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)