CCTV Rekam Tentara Pemerintah Suriah Bunuh Petugas Medis di RS Suwayda

Detik-detik terduga tentara keamanan pemerintah Suriah membunuh petugas medis di Suwayda. (Suwayda 24)

CCTV Rekam Tentara Pemerintah Suriah Bunuh Petugas Medis di RS Suwayda

Riza Aslam Khaeron • 12 August 2025 11:03

Suwayda: Ketegangan antara komunitas Druze dan pemerintah Suriah kembali meningkat setelah beredarnya rekaman CCTV yang menunjukkan pembunuhan seorang petugas medis oleh pria berseragam militer di Rumah Sakit Nasional Suwayda. Melansir ABC News pada Senin, 11 Agustus 2025, video tersebut pertama kali dipublikasikan oleh kolektif media aktivis Suwayda 24, yang dikenal aktif melaporkan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah mayoritas etnis Druze. Rekaman itu bertanggal 16 Juli.

Dalam video tersebut, tampak sekelompok besar tenaga medis berseragam berlutut di hadapan sekelompok pria bersenjata. Salah satu pria bersenjata menarik dan memukul seorang petugas medis di kepala.

Korban berusaha melawan, namun kemudian ditembak dua kali oleh dua pelaku berbeda: satu dengan senapan serbu, dan satu lagi dengan pistol. Seorang pria berpakaian gelap bertuliskan "Pasukan Keamanan Internal" tampak mengarahkan pria-pria berseragam loreng masuk ke dalam rumah sakit. Rekaman dari kamera lain juga memperlihatkan sebuah tank yang diparkir di luar fasilitas medis tersebut.


Foto: terduga tentara keamanan dalam negeri Suriah memakirkan Tank di luar rumah sakit Suwayda. (Suwayda 24)

Salah satu foto juga menunjukkan tentara keamanan tentara Suriah mengenakan lambang ISIS.

Kelompok media aktivis menyatakan bahwa para pelaku berasal dari militer dan pasukan keamanan Suriah. Namun, seorang pejabat pemerintah Suriah yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa identitas para penyerang belum dapat dipastikan dan masih dalam proses penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pihak berwenang masih menyelidiki apakah pelaku merupakan bagian dari aparat pemerintah atau kelompok bersenjata suku lokal.

Mengutip pernyataan Kementerian Dalam Negeri Suriah yang disampaikan melalui kantor berita resmi SANA, Mayor Jenderal Abdul Qader Al-Tahhan selaku Wakil Menteri Urusan Keamanan telah ditunjuk untuk memimpin penyelidikan.

"Kami mengecam dan mengutuk tindakan ini dengan keras, dan menegaskan bahwa para pelaku akan ditangkap serta diadili, tanpa memandang afiliasi mereka," demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.

Pemerintah Suriah sebelumnya telah membentuk komite khusus untuk menyelidiki berbagai serangan terhadap warga sipil selama kekerasan sektarian di wilayah selatan berlangsung pada bulan Juli lalu. Komite ini diberi tenggat waktu tiga bulan untuk menyampaikan laporan hasil investigasinya.
 

Baca Juga:
Bentrokan Baru Guncang Suriah, Gencatan Senjata di Sweida Terancam Runtuh

Insiden berdarah di Suwayda semakin memperburuk hubungan antara komunitas Druze dan pemerintah. Sebelumnya, pada Juli lalu, bentrokan bersenjata terjadi antara kelompok Druze dan milisi Badui, yang kemudian memicu serangan sektarian yang ditargetkan secara spesifik. Pemerintahan interim Suriah yang dipimpin kelompok Islamis di bawah Presiden Ahmad al-Sharaa dituding mencoba menekan komunitas Druze dan melucuti senjata mereka.

Walaupun intensitas konflik mulai mereda sejak gencatan senjata bulan Juli lalu, pemerintah Suriah dilaporkan masih mengepung Kota Suwayda. Perwakilan dari komunitas Druze menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan sangat minim. Pada hari Sabtu sebelumnya, Bulan Sabit Merah Suriah melaporkan bahwa salah satu konvoi bantuannya mendapat serangan tembakan saat menuju Suwayda, menyebabkan kerusakan pada beberapa kendaraan.

Namun, mereka tidak menyebut pihak mana yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pada hari Minggu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kekerasan di selatan Suriah serta mengutuk kekerasan terhadap warga sipil di Suwayda.

Mereka meminta pemerintah Suriah untuk segera melakukan penyelidikan yang kredibel, cepat, transparan, dan menyeluruh. PBB juga menegaskan kembali pentingnya mematuhi hukum humaniter internasional untuk melindungi tenaga medis, fasilitas kesehatan, serta lembaga kemanusiaan yang menjalankan tugas di zona konflik.

Selain itu, PBB menyoroti kehadiran pejuang asing di Suriah, dan mengimbau seluruh negara untuk tidak melakukan tindakan atau intervensi yang dapat memperparah ketidakstabilan di negara tersebut.

Seruan ini dipandang sebagai pesan tersirat kepada Israel, yang diketahui telah melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah bulan lalu sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas Druze.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)