Hamas siap dialog nasional dengan faksi lain di Palestina. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 24 October 2025 19:34
Gaza: Hamas menyatakan siap untuk dialog nasional dengan semua faksi Palestina. Kelompok pejuang Palestina itu menuduh Israel menggunakan kondisi kemanusiaan sebagai alat tawar-menawar politik.
Hamas mengatakan bahwa mereka memasuki dialog nasional dengan semua faksi Palestina. Pengumuman tersebut bertepatan dengan pertemuan di Kairo antara delegasi Hamas dan Fatah, di bawah mediasi Mesir, untuk membahas fase kedua perjanjian gencatan senjata Gaza dan masa depan wilayah kantong tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa gerakan tersebut "menuju dialog nasional dengan hati terbuka dan mengulurkan tangan kepada Otoritas Palestina dan kekuatan nasional lainnya”. Ini menekankan bahwa otoritas tersebut "adalah salah satu institusi Palestina yang tidak dapat diabaikan."
Qassem mendesak agar pihak berwenang "menyelaraskan diri dengan konsensus nasional yang berlaku di Gaza dan datang ke dialog dengan pikiran terbuka”.
“Ini adalah saatnya untuk persatuan nasional dan memprioritaskan kepentingan nasional di atas kepentingan partisan yang sempit,” ujar Qassem, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 24 Oktober 2025.
Ia memperingatkan bahwa "periode saat ini berbahaya tidak hanya bagi Hamas, tetapi juga bagi seluruh rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat."
Juru bicara Hamas menegaskan kembali komitmen penuh gerakan tersebut untuk mengimplementasikan perjanjian gencatan senjata Gaza "dalam semua detailnya," dan mendesak para mediator untuk menekan Israel agar memastikan kepatuhan.
Ia mengatakan Hamas telah mengadakan "diskusi 24 jam untuk menyelesaikan perjanjian dan mengambil langkah-langkah lapangan yang signifikan untuk mengimplementasikan apa yang telah disepakati."
Menurut Qassem, Hamas menerima jaminan yang jelas dari Turki, Mesir, dan Qatar, serta jaminan langsung dari Amerika Serikat, bahwa "perang telah berakhir secara efektif" dan bahwa implementasi ketentuan perjanjian "merupakan penyelesaian penuhnya."
Ia menambahkan bahwa Hamas telah menyelesaikan tahap pertama perjanjian dengan menyerahkan tawanan hidup dan beberapa jenazah, dan sedang berupaya untuk mengirimkan sisanya.