Mantan Menteri Perhubungan sekaligus mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan memenuhi undangan Presiden Prabowo Subianto ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Branda Antara
Achmad Zulfikar Fazli • 3 November 2025 17:34
Jakarta: Mantan Menteri Perhubungan sekaligus mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ignasius Jonan, memenuhi undangan Presiden Prabowo Subianto ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 November 2025. Jonan mengaku belum tahu perihal yang akan dibahas dengan Presiden Subianto.
"Enggak tahu. Diundang Pak Seskab (Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya) itu," kata Jonan kepada wartawan, dilansir dari Antara, Senin, 3 November 2025.
Jonan menegaskan tidak menyiapkan materi khusus untuk pertemuan itu dan tidak mengetahui apakah undangan itu berkaitan dengan polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh. Dia juga enggan mengomentari isu yang tengah hangat tersebut.
"Enggak tahu saya, saya enggak komentari itu," ucap Jonan.
Jonan mengaku telah pensiun dari jabatan publik dan tidak mengikuti perkembangan isu-isu terkait proyek tersebut.
"Enggak mengikuti," kata dia.
Minta Solusi Permasalahan Whoosh
Ilustrasi Whoosh. Dok. KCIC
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Kepresidenan Jakarta, untuk meminta petunjuk dan solusi terkait permasalahan kereta cepat Whoosh.
AHY ingin meminta arahan Presiden Prabowo terhadap sejumlah isu, termasuk masalah utang kereta cepat Jakarta–Bandung Whoosh.
"Iya (tentang kereta cepat), tentunya kita ingin mendapatkan sejumlah guidance dari Bapak Presiden," kata AHY saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta.
AHY menjelaskan pembahasan tentang kereta cepat Whoosh, termasuk soal utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) Whoosh sebagai salah satu proyek strategis nasional, yang ingin dicarikan solusinya dengan berbagai opsi.
Penyelesaian utang yang dimaksud termasuk dengan melakukan restrukturisasi terhadap proyek yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu.
"Tentu kita ingin melihat berbagai isu ya, termasuk KCIC Jakarta-Bandung, ada permasalahan-permasalahan yang harus kita carikan solusinya juga dengan sejumlah opsi tentunya," kata AHY.