MBG Diyakini Jadi Investasi Jangka Panjang untuk Indonesia Emas 2045

Ilustrasi program MBG. Foto: dok MI.

MBG Diyakini Jadi Investasi Jangka Panjang untuk Indonesia Emas 2045

Husen Miftahudin • 1 November 2025 17:33

Jakarta: Program Makanan Bergizi (MBG) diyakini menjadi investasi jangka panjang untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Program ini lantaran bisa menyelesaikan masalah beban gizi ganda atau triple burden of malnutrition, yang mencakup stunting, anemia, dan obesitas yang semakin meningkat, terutama pada anak-anak dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

Ahli Gizi Mochammad Rizal menyampaikan permasalahan stunting ternyata tidak hanya tentang tinggi badan, tetapi berdampak luas pada penurunan kualitas hidup, tingkat IQ, dan potensi daya ekonomi anak di masa depan. Hal ini secara langsung mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam jangka panjang.

"Jadi permasalahan gizi yang ingin kita atasi saat ini bukan hanya tentang tinggi badan. Oleh karena itu pemerintah mengklaim MBG adalah investasi jangka panjang untuk Indonesia emas 2045," jelas Rizal dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 1 November 2025.

Secara ideal, intervensi gizi yang paling spesifik untuk mengatasi masalah stunting secara langsung adalah menyasar target ibu hamil hingga anak usia dua tahun. Saat ini, masalah utama yang ingin dijawab MBG adalah memastikan akses pangan bagi anak-anak dari keluarga menengah ke bawah.

Jika dijalankan dengan tepat sasaran, konsisten, dan menyajikan makanan bergizi berkualitas, MBG dapat memberikan dampak berantai yang positif. Dampak yang paling utama adalah peningkatan kesehatan dan gizi. 

"Dalam jangka pendek yang bisa kita saksikan adalah peningkatan status gizi dan kesehatan anak akan meningkat, seperti misalnya penurunan angka anemia. Anak-anak yang tumbuh sehat hari ini, kelak akan melahirkan generasi yang bebas stunting," jelas Rizal.
 

Baca juga: MBG Langkah Strategis Bangun SDM Unggul
 

Motivasi anak untuk semangat datang ke sekolah


Selain peningkatan taraf kesehatan dan status gizi, hal lain yang menjadi harapan dari MBG adalah dapat memotivasi anak untuk semangat datang ke sekolah. Dengan perut terisi makanan bergizi, konsentrasi belajar diharapkan meningkat. Tidak berhenti sampai di sana, program ini juga diharapkan mampu mendongkrak produktivitas rantai pasok pangan lokal, seperti petani, nelayan, dan katering lokal.

Namun begitu, implementasi MBG di lapangan tidak lepas dari berbagai tantangan kompleks. Kebiasaan makan anak sekarang yang terbiasa mengkonsumsi Ultra Processed Food (UPF) seperti makanan ringan, permen, serta makanan tinggi gula, garam, dan lemak menjadi tantangan. 

"Menu MBG yang ideal justru berisiko tinggi tidak dihabiskan (food waste). Sebaliknya, memberikan menu berbasis UPF seperti nugget ataupun sosis, agar makanan habis, justru mengalihkan tujuan utama pemenuhan gizi dari program ini. Perlu strategi bertahap untuk mengubah perilaku makan siswa saat ini," ujar Rizal.


(Ilustrasi program makan bergizi gratis. Foto: MGN/Husni Nursyaf)
 

SDM dan keamanan pangan


Peran ahli gizi dalam program ini pun menjadi sangat krusial, baik untuk memastikan gizi seimbang maupun keamanan pangan terimplementasi dengan baik. Namun, beban kerja yang tidak ideal menjadi tantangan yang perlu segera diperbaiki. 

"Sejauh yang saya dengar dengan rasio 1 ahli gizi untuk memantau 3.000-4.000 porsi itu sangat berat. Beban ini berpeluang membuat terjadinya insiden keamanan pangan," tutur Rizal.

"Namun regulasi baru yang saya dengar telah membatasi produksi maksimal 2.000 porsi pada Satuan Penyediaan Pangan Bergizi (SPPG). Ini adalah langkah perbaikan yang baik, karena bisa mengurangi beban kerja dan risiko keamanan pangan," kata dia menambahkan.

Tidak hanya itu, MBG perlu diintegrasikan dengan edukasi gizi kepada anak dan keluarga. Di luar menyiapkan menu MBG, peran ahli gizi untuk mengedukasi siswa menjadi penting. Dengan begitu pemahaman yang baik tentang pola makan dan gizi seimbang bisa terbangun

"Ini program baru sehingga masih banyak tantangan yang perlu dibenahi, termasuk memberikan masukan yang baik sangat dibutuhkan," tutup Rizal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)