Menteri Kebudayaan Fadli Zon. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan
Achmad Zulfikar Fazli • 21 December 2025 07:20
Bali: Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menje??laskan kartu pos merupakan medium dalam merekam wajah kota, bangunan, jalan, serta kehidupan sosial pada masanya.
“Kartu pos, prangko, dan cap pos bukan sekadar benda koleksi. Semua itu bercerita. Dari sana kita bisa membaca sejarah kota, teknik fotografi, hingga dinamika sosial pada zamannya,” kata Fadli dalam keterangan yang diterima di Bali, dilansir dari Antara, Sabtu, 20 Desember 2025.
Dalam peluncuran ‘Buku Kartu Pos Bergambar Samarangh’ di Kawasan Kota Lama Semarang, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Pemerintah Kota Semarang ini, dia menyebut merupakan bagian dari komitmen bersama dalam upaya pelestarian, pendokumentasian, serta penguatan nilai-nilai budaya melalui medium literasi visual dan sejarah.
Penggunaan ejaan lama “Samarangh” dalam buku tersebut dijelaskan sebagai upaya menghadirkan ingatan historis. Ejaan ini, menurut dia, bukan untuk mengubah nama, tetapi sebagai pengingat sejarah dan agar lebih melekat dalam ingatan. Ke depan, akan ada buku-buku lain tentang Yogyakarta, Bandung, Batavia, dan kota-kota lainnya, dengan target sekitar sepuluh buku.
Acara peluncuran buku juga dilengkapi dengan pameran temporer Potret Semarang dalam Bingkai Kartu Pos yang dilaksanakan selama tujuh hari pada 19 - 26 Desember 2025.
Menbud turut menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang atas dukungan dan ruang yang diberikan untuk kegiatan kebudayaan di kawasan Kota Lama.
Baca Juga:
Kemenbud Pastikan Penulisan Buku Sejarah Indonesia 2025 Independen dan Ilmiah |