Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf. Dokumentasi/ Istimewa
Fajri Fatmawati • 27 November 2025 11:24
Banda Aceh: Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyataan bahwa Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf (Mualem) telah menginstruksikan seluruh bupati dan wali kota di Aceh untuk menetapkan status siaga darurat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor. Instruksi ini merupakan tindak lanjut dari Surat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 300.2.8/9333/SJ tertanggal 18 November 2025.
Muhammad MTA mengatakan, kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis untuk memitigasi risiko bencana dan menyelamatkan masyarakat dari dampak yang lebih luas. Gubernur menekankan pentingnya kesiapsiagaan penuh seluruh jajaran pemerintah daerah dalam mengantisipasi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda wilayah tersebut.
"Gubernur menginstruksikan sejumlah langkah di antaranya segera melakukan pemetaan ulang daerah rawan bencana, pengaktifan posko bencana, penyiapan logistik dan peralatan, serta pemantauan real-time informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) juga diinstruksikan untuk dioptimalkan guna mendukung kesiapsiagaan ini," kata Muhammad MTA, Kamis, 27 November 2025.
Langkah penanggulangan juga mencakup perbaikan infrastruktur, normalisasi sungai, dan pemenuhan kebutuhan dasar korban sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Gubernur juga mendorong optimalisasi peran camat melalui Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana serta koordinasi dengan TNI, Polri, Basarnas, dan relawan.
"Gubernur berharap agar seluruh Bupati dan Wali Kota yang wilayahnya terjadi bencana banjir dan longsor, agar menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. Sebagai acuan atau referensi dalam menetapkan status darurat bencana, Gubernur berpesan agar Bupati dan Wali Kota untuk sepenuhnya mempedomani laporan dari BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Balng Bintang," ujar Muhammad MTA.

Warga mulai mengevakuasi barang-barang setelah banjir setinggi 1 meter lebih merendam permukiman penduduk di kawasan perumahan Desa Bundar, Karang Baru, Aceh Tamiang, Rabu (26/11/2025). ANTARA/Dede Harison
Beberapa kabupaten telah lebih dulu menetapkan status siaga darurat, di antaranya Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, dan Aceh Utara. Sementara itu, kabupaten yang dilaporkan terdampak cukup parah mencakup Bireuen yang nyaris lumpuh, Pidie Jaya, Aceh Utara, dan Singkil.
Sebagai bentuk respons cepat, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) telah mendistribusikan bantuan perlengkapan evakuasi, termasuk 500 buah life jacket dan perahu, ke kabupaten-kabupaten yang terdampak paling parah untuk mendukung proses evakuasi warga.Tim pemerintah Aceh dan kabupaten/kota masih terus bekerja di lapangan untuk mendata jumlah korban dan kerugian yang tepat.
"Terkait berdampaknya terhadap pasokan listrik dan komunikasi, kami berharap kepada masyarakat bersabar, kita yakin pihak PLN dan perusahaan jasa telekomunikasi yg beroperasi di Aceh sedang mengambil langkah-langkah strategis sebagai bagian dari respon penanggulangan bencana ini," jelas Muhammad MTA.