Tumpukan kayu akibat banjir menimbun rumah di Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (7/12/2025). ANTARA/Hayaturrahmah
Whisnu Mardiansyah • 9 December 2025 19:16
Banda Aceh: Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo, mengakui Kota Banda Aceh masih mengalami pemadaman listrik bergilir. Kondisi ini disebabkan kekurangan pasokan listrik sebesar 40 Megawatt (MW) pascarusak parahnya infrastruktur kelistrikan akibat banjir bandang dan tanah longsor.
“Banda Aceh masih mengalami pemadaman bergilir, di mana masih kekurangan pasokan sebesar 40 MW,” ujar Darmawan dalam konferensi pers daring dari Kantor Kementerian ESDM di Jakarta seperti dilansir Antara, Selasa, 9 Desember 2025.
Dalam kondisi normal, pasokan listrik untuk Banda Aceh dialirkan dari PLTU Arun. Namun, enam menara transmisi antara Arun dan Bireuen roboh akibat diterjang banjir bandang yang meluaskan lebar sungai dari 80 meter menjadi 300-400 meter.
“Tower-tower kami terbawa banjir bandang dan kabelnya juga hilang,” kata dia.
Akibatnya, pasokan ke Banda Aceh hanya mengandalkan sumber terbatas dari Nagan Raya, sehingga memaksa dilakukannya pemadaman bergilir. Darmawan mengungkapkan PLN sempat optimistis dapat mengalirkan kembali listrik dari Arun ke Banda Aceh dalam waktu dekat. Namun, upaya tersebut terkendala oleh masalah teknis pada sistem kelistrikan, meski perbaikan fisik sambungan transmisi telah selesai.
Ia menyampaikan permohonan maaf atas kondisi yang dialami masyarakat. “Saya memahami betul kekecewaan dan kesulitan masyarakat. Tidak ada alasan apa pun yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini. Sekali lagi saya mohon maaf,” ujarnya.

Ilustrasi. Foto: dok PLN.
Darmawan juga meminta maaf karena sebelumnya memberikan informasi yang keliru terkait pemulihan listrik yang disebut mencapai 93 persen. Ia mengakui informasi itu disampaikan terlalu awal, sebelum aliran listrik dari Arun ke Banda Aceh benar-benar tersambung.
Komitmen ke depan, PLN akan fokus memulihkan jaringan tegangan rendah di daerah-daerah Aceh yang masih terisolasi, meliputi Bener Meriah, Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Takengon.