Beberapa tentara umumkan ambil alih kekuasaan di TV Nasional Benin. (X/@EmmanuelleSodji)
Riza Aslam Khaeron • 7 December 2025 17:12
Porto-Novo: Sejumlah tentara Benin pada Minggu, 7 Desember 2025, sempat menyatakan telah mengambil alih kekuasaan melalui siaran televisi nasional. Namun, situasi segera berbalik setelah prajurit yang setia kepada Presiden Patrice Talon mengklaim bahwa upaya tersebut telah digagalkan.
Melansir France24, kantor kepresidenan menyebut Talon dalam kondisi aman dan pasukan reguler mulai merebut kembali kendali atas situasi keamanan.
Menurut sumber yang dikutip media tersebut, rangkaian peristiwa dimulai sejak dini hari dengan serangan terhadap kediaman resmi Presiden Talon di Porto-Novo.
Kedutaan Besar Prancis melalui platform X menyatakan bahwa "telah terdengar tembakan di Kamp Guezo" dekat rumah presiden, dan mengimbau warganya untuk tetap berada di dalam rumah demi keamanan.
Setelah itu, sekelompok tentara yang dipimpin Letnan Kolonel Pascal Tigri mengambil alih stasiun televisi nasional dan menyatakan bahwa Presiden Talon telah "dilengserkan dari jabatan."
Dalam pernyataan yang dibacakan di siaran, mereka mengklaim hendak membuka babak baru bagi negara tersebut.
"Angkatan bersenjata dengan khidmat berkomitmen memberi rakyat Benin harapan akan era baru yang sejati, di mana persaudaraan, keadilan, dan kerja keras menjadi nilai utama," ujar salah satu tentara.
"Konstitusi ditangguhkan. Seluruh lembaga dibubarkan, dan aktivitas partai politik dihentikan sampai pemberitahuan lebih lanjut," lanjut pernyataan mereka.
Namun, klaim itu segera dipatahkan. Kantor kepresidenan kemudian memberi keterangan kepada AFP bahwa Presiden Talon berada dalam kondisi aman dan bahwa kudeta hanya melibatkan kelompok kecil dengan pengaruh terbatas.
| Baca Juga: Presiden Guinea-Bissau Dikudeta, Ditahan Sehari Jelang Hasil Pemilu |