Banjir melanda Kabupaten Aceh Barat, Aceh. Foto: Istimewa
Fajri Fatmawati • 1 December 2025 20:19
Aceh Barat: Banjir yang melanda Aceh Barat berdampak luas terhadap 30.884 jiwa atau 9.467 kepala keluarga di 10 kecamatan. Pemerintah setempat telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana untuk mempercepat penanganan korban dan kerusakan infrastruktur.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, Ronald Nehdiansyah, menjelaskan banjir telah menyebar di 121 gampong (desa). Status Tanggap Darurat ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 695 dan 696 Tahun 2025.
"Kecamatan Kaway XVI menjadi wilayah terdampak terbesar dengan 5.241 jiwa terdampak, disusul Arongan Lambalek (4.649 jiwa) dan Woyla Barat (4.241 jiwa)," kata Ronald, Senin, 1 Desember 2025.
Bencana ini dipicu hujan dan angin tinggi sejak Rabu, 26 November 2025 pagi, yang meningkatkan debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Woyla dan Krueng Meureubo hingga meluap dan merendam permukiman.
"Bencana ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur parah," ujar Ronald. Kerusakan meliputi 243 unit rumah dengan rincian 40 rusak berat, 99 rusak sedang, dan 104 rusak ringan. Sektor pertanian juga terpukul dengan 1.715,85 hektar sawah dan 45 hektar kebun sawit terendam. Sedikitnya 42 sekolah, 10 ruas jalan, dan 9 jembatan gantung rusak, beberapa di antaranya putus total.
BPBD bersama unsur terkait seperti Basarnas, TNI, Polri, dan sektor swasta telah bergerak melakukan evakuasi dan distribusi logistik. Evakuasi menggunakan perahu karet dilakukan khususnya di Kecamatan Sungai Mas. Posko pengungsian dan dapur umum juga didirikan di beberapa titik.

Banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Foto: Istimewa
"Hingga hari ini, air di sebagian wilayah seperti Sungai Mas dan Pante Ceureumen mulai surut, tetapi meninggalkan material lumpur tebal. Namun, upaya pemulihan terkendala akses jalan yang masih terputus di beberapa lokasi," jelas Ronald. Ia mencontohkan jalur menuju Gampong Sikundo di Kecamatan Pante Ceureumen, di mana timnya sempat terjebak. Gangguan listrik dan internet juga masih terjadi.
Tim gabungan kini fokus pada distribusi logistik berkelanjutan dan pembersihan fasilitas publik. Pembersihan lumpur di sekolah, rumah ibadah, dan perkantoran telah dilakukan di beberapa kecamatan. Bantuan logistik telah diterima dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat.