Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Mukhtarudin menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Brian Yuliarto. Dok KemenP2MI
KemenP2MI dan Kemdiktisaintek Teken MoU Tingkatkan Keterampilan Pekerja Migran
Surya Perkasa • 24 December 2025 12:15
Jakarta: Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Brian Yuliarto di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Rabu 24 Desember 2025. Nota Kesepahaman ini berisi kesepakatan peningkatan keterampilan pekerja migran Indonesia.
Penandatanganan MoU ini merupakan langkah strategis pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menggeser paradigma penempatan pekerja migran Indonesia dari low-skill ke middle dan high-skill. Salah satu fokusnya ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bermartabat dan berkelanjutan.
Menteri Mukhtarudin menyampaikan bahwa MoU ini menandai komitmen serius Kabinet Merah Putih dalam mengelola ekosistem perlindungan Pekerja Migran secara terintegrasi dari hulu hingga hilir.
"Ini sebagai bentuk keseriusan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mengurus semua ekosistem pelindungan pekerja migran yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," ujar Mukhtarudin dikutip dari keterangan tertulis, Jakarta, Rabu, 24 Desember 2025.
Menteri Mukhtarudin menekankan transformasi kelembagaan Kementerian P2MI dari badan menjadi kementerian penuh sebagai wujud nyata komitmen negara.
"Dulu badan, sekarang kementerian. Jadi, pelindungan itu paling awal tentu hsrus dimulai dari proses penyiapan SDM masyarakat kita," kata Menteri Mukhtarudin.
Keterampilan perlindungan terbaik
Menurut Mukhtarudin, pelindungan paling awal dimulai dari proses penyiapan sumber daya manusia (SDM). Perlindungan itu dimulai sejak menyiapkan CPMI secara matang, termasuk kompetensi, bahasa, dan keterampilan kerja.Mukhtarudin juga menyoroti fakta lapangan bahwa Pekerja Migran terampil jarang mengalami masalah serius. Berbeda dengan yang berangkat tanpa persiapan memadai.
"Pekerja terampil jarang mengalami masalah serius, berbeda dengan yang berangkat tanpa persiapan memadai, bahkan oleh pihak tidak bertanggung jawab," imbuh Menteri Mukhtarudin.
Presiden Prabowo memiliki komitmen kuat dengan membentuk Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI). Sebelumnya, urusan pekerja migran ditangani oleh sebuah badan, kini ditingkatkan menjadi kementerian.
"Ini adalah bentuk nyata komitmen negara bahwa pekerja migran Indonesia harus dilindungi secara lebih kuat dan menyeluruh," cetus Mukhtarudin.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa pelindungan harus dimulai sejak sebelum penempatan. Dia berharap pelindungan di awal baik membuat proses penempatan dan pasca penempatan berjalan lebih aman.
"Karena Pak Presiden menegaskan pentingnya penyiapan pekerja migran berbasis keterampilan dan high skill," kata Menteri Mukhtarudin.
Menteri Brian didampingi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Fauzan. Sementara itu, Menteri Mukhtarudin didampingi Kepala Biro SDM KP2MI Nora Kartika Setyaningrum.
Pekerja migran duta cermin SDM Indonesia
Menteri Brian Yuliarto menekankan bahwa Pekerja Migran bukan sekadar tenaga kerja. Mereka juga berperan sebagai duta bangsa yang mencerminkan kualitas kompetensi, profesionalisme, dan daya saing SDM Indonesia di panggung global.Ia membandingkan dengan negara maju seperti Tiongkok dan India, yang memiliki diaspora SDM unggul tersebar di banyak negara.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berkomitmen menjadikan SDM Indonesia unggul dan bersaing global.
Dalam MoU ini, Kemdiktisaintek akan memetakan negara tujuan dan keahlian yang dibutuhkan, membuat program khusus di tahun terakhir studi, sekiitar tahun 3 atau 4, untuk melatih calon pekerja migran secara intensif. Termasuk bahasa, seperti Mandarin, Jepang untuk Jepang, Inggris, serta sertifikasi sesuai standar negara tujuan.
Selain itu, peran antar perguruan tinggi vokasi akan dibagi secara terfokus, misalnya pada sektor tertentu untuk negara seperti Taiwan atau Jepang.
Acara ini merupakan sinergi antar kementerian untuk meningkatkan skill Pekerja Migran sebelum dan sesudah penempatan, sesuai prioritas Presiden Prabowo dalam membangun SDM unggul.
"Ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menggeser paradigma penempatan pekerja Migran dari low-skill ke middle atau high-skill, dengan target besar seperti 500.000 Pekerja Migran terampil di masa mendatang," tutup Brian Yuliarto.
MoU Kemen P2MI dan Kemeristekdikti ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi penyiapan Pekerja Migran berkualitas tinggi guna mendukung visi Indonesia Emas 2045 mendatang.