Sentimen Akhir Tahun Dukung Emas, Tren Bullish Berpotensi Berlanjut

Ilustrasi. Foto: Unplash

Sentimen Akhir Tahun Dukung Emas, Tren Bullish Berpotensi Berlanjut

Eko Nordiansyah • 22 December 2025 10:50

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) kembali menguat di tengah penguatan imbal hasil obligasi dan Dolar AS. Pada sesi Amerika Utara hari Jumat lalu, 19 Desember 2025, emas tercatat melonjak 0,30 persen, diperdagangkan di kisaran USD4.344, setelah sebelumnya sempat menyentuh titik terendah harian di USD4.309.

Kenaikan ini terjadi meskipun imbal hasil obligasi Treasury AS meningkat dan Indeks Dolar AS (DXY) diperkirakan mengakhiri pekan dengan penguatan moderat sekitar 0,25 persen. Kondisi tersebut menegaskan bahwa minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai masih terjaga.

Berdasarkan analisis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menilai bahwa struktur pergerakan emas saat ini masih berada dalam tren bullish yang menguat. Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan dominasi minat beli, meski pasar tetap diwarnai volatilitas jangka pendek.

“Penguatan emas di tengah naiknya yield dan dolar mengindikasikan adanya permintaan yang cukup kuat dari sisi safe haven,” ujar Andy dalam keterangan tertulisnya, Senin, 22 Desember 2025.

2 skenario utama gerak emas

Dari sisi proyeksi teknikal, Andy menggarisbawahi dua skenario utama. Jika tekanan bullish berlanjut, XAU/USD berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level USD4.425 dalam waktu dekat. Area ini menjadi target kenaikan terdekat yang berpotensi diuji apabila sentimen risiko global dan ekspektasi kebijakan moneter tetap mendukung.

“Namun, jika harga gagal melanjutkan penguatan dan mengalami koreksi, maka area USD4.294 diproyeksikan menjadi support terdekat yang akan diuji pasar,” ungkapnya.
 



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Pada awal pekan, Senin, 22 Desember 2025, emas bahkan sempat menyentuh level tertinggi terbaru di USD4.383, seiring sepinya agenda ekonomi AS dan berakhirnya pekan perdagangan “resmi” terakhir tahun ini menjelang libur Natal.

Data Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan untuk Desember yang direvisi turun dari 53,3 menjadi 52,9 lebih rendah dari ekspektasi ikut memberikan dukungan bagi emas. Survei tersebut juga menunjukkan ekspektasi inflasi satu tahun naik ke 4,2 persen, sementara ekspektasi lima tahun tetap 3,2 persen, mencerminkan pandangan inflasi jangka panjang yang masih tinggi namun stabil.

Kebijakan bank sentral jadi sorotan

Di sisi lain, komentar pejabat bank sentral turut memengaruhi dinamika pasar. Presiden Fed New York, John Williams, menyatakan tidak memiliki “rasa urgensi” untuk mengubah kebijakan moneter. Pernyataan bernada netral-hawkish ini sempat mendorong pemulihan dolar dan menekan emas ke area USD4.320, sebelum logam mulia tersebut kembali menguat.

“Kenaikan imbal hasil global juga dipicu oleh langkah Bank Sentral Jepang yang menaikkan suku bunga, sehingga menambah tekanan dari sisi yield,” ujar dia.

Meskipun demikian, emas tetap mampu bertahan dan menguat, walau imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke 4,147 persen dan imbal hasil riil AS meningkat menjadi 1,907 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa faktor permintaan lindung nilai dan sentimen akhir tahun masih memainkan peran penting.

“Pasar akan mencermati agenda ekonomi AS yang kembali padat pada pekan pendek menjelang Natal, termasuk data ketenagakerjaan ADP, pertumbuhan PDB kuartal ketiga (rilis pendahuluan), pesanan barang tahan lama, serta produksi industri. Secara keseluruhan, prospek emas hari ini masih cenderung positif, dengan tren naik tetap terjaga selama support kunci mampu dipertahankan dan volatilitas akhir tahun tidak memicu perubahan sentimen secara drastis,” ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)