Kemenkop UKM: Perlu Ada Terobosan Biar Penyaluran KUR Gak Mandek

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Kemenkop UKM: Perlu Ada Terobosan Biar Penyaluran KUR Gak Mandek

Media Indonesia • 17 May 2024 13:17

Jakarta: Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM bidang Hubungan Antar Lembaga Riza Damanik menyatakan perlu ada terobosan yang dilakukan pemerintah supaya penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai target.
 
Diketahui, sejak tahun lalu penyaluran pembiayaan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) meleset dari target.
 
Tahun lalu, realisasi penyaluran KUR sebesar Rp260,26 triliun yang disalurkan kepada 4,64 juta debitur. Jumlah ini di bawah target penyaluran KUR di 2023 yang senilai Rp297 triliun.
 
Kemudian, pada lima bulan pertama tahun ini atau tepatnya 12 Mei 2024, penyaluran KUR baru mencapai Rp97,70 triliun. Masih jauh dari target penyaluran KUR yang dipatok pemerintah sebesar Rp300 triliun.
 
"Kita sudah melihat ada gejala stagnasi dalam penyaluran KUR ini. Oleh sebab itu perlu ada terobosan-terobosan, baik itu terkait agunan dan jumlah debitur yang harus signifikan," ungkap Riza dalam media gathering Kemenkop UKM di Bogor, Jumat, 17 Mei 2024.
 

Baca juga: Target Tidak Terkejar, Pemerintah Tunda Kewajiban Sertifikasi Halal bagi UMKM
 

Beberkan sejumlah terobosan

 
Dia mengungkapkan terobosan yang dilakukan ialah penerapan sistem credit scoring untuk mengakses pembiayaan tanpa agunan. Sistem ini akan memasukkan data tambahan untuk menjamin UMKM layak menerima pinjaman.
 
Data itu antara lain riwayat transaksi listrik, kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), hingga transaksi di e-commerce.
 
"Sistem credit scoring ini yang sedang kita bicarakan. Bagaimana mengintegrasi model credit scoring ini agar akses pembiayaan lebih mudah. Jadi, wacana ini masih dalam proses," terang Riza.
 
Terobosan lainnya ialah pihaknya akan memperkuat penyaluran KUR berbasis klaster rantai produksi. Penyaluran pembiayaan ini bergeser dari sektor perdagangan ke sektor produksi seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan lainnya.
 
"Di KUR klaster ini sudah ada 39 klaster yang dikembangkan. Jadi, tidak hanya itu-itu saja klasternya," ucap Riza menerangkan.
 
(INSI NANTIKA JELITA)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)