IHSG Berpotensi Menguat

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan awal pekan ini, Senin, 13 November 2023, berada di posisi 6.809,26.

Mengacu data RTI hingga pukul 9.17 WIB, IHSG berada di level 6.822,76 atau naik 13,49 poin setara 0,20 persen. IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 6.839,38 dan level terendahnya di 6.814,75.

"Kami memperkirakan IHSG berpotensi menguat pada hari ini, seiring dengan sentimen beragam dari pergerakan bursa global dan bursa regional," ungkap analis Samuel Sekuritas dalam risetnya, Senin, 13 November 2023.

Riset harian Samuel Sekuritas menyebutkan, pada penutupan pada Jumat lalu (10/11), pasar AS bergerak menguat. Dow Jones menguat 1,15 persen, S&P 500 menguat 1,56 persen, dan Nasdaq menguat 2.05 persen.

Bursa saham menguat di tengah stabilnya yield US Treasury, yang sempat melonjak di hari sebelumnya menyusul lelang US Treasury yang mengecewakan dan komentar hawkish dari Powell terkait inflasi.

Yield UST 10-tahun menguat 0,3 persen (+0,014 bps) pada level 4,646 persen, dan USD index menguat 0,35 persen ke level 105.9.

Sementara pasar komoditas terpantau menguat pada Jumat, 10 November kemarin. Minyak WTI menguat 2,44 persen ke level USD77,17 per barel, Brent menguat 1,77 persen ke level USD81,4 per barel, harga batu bara menguat 0,2 persen di level USD123,25 per ton.

Sedangkan CPO menguat 1,58 persen ke level MYR3,803. Lalu, harga emas terpantau melemah 1,63 persen ke level USD 1.937,7 per troy ons.

Baca juga: Pemerintah Pecut Sektor Potensial Demi Kerek Perekonomian
 

Bursa Asia melemah

Adapun, bursa Asia bergerak melemah pada Jumat, 10 November kemarin. Kospi melemah 0,72 persen, Nikkei melemah 0,24 persen, Hang Seng melemah 1,76 persen, dan Shanghai melemah 0,47 persen.

IHSG ditutup melemah 0,42 persen ke level 6.809. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup menguat 0,27 persen ke level 205,6. Investor asing pada Jumat kemarin mencatatkan keseluruhan net sell sebesar Rp706,4 miliar.

Pada pasar reguler, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp614,9 miliar, dan pasar negosiasi mencatatkan net sell asing sebesar Rp91,5 miliar. Net sell asing tertinggi di pasar reguler didominasi oleh BBRI (Rp245,2 miliar), BBCA (Rp185,4 miliar), dan GOTO (Rp68 miliar). Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatat oleh AMMN (Rp97 miliar), UNTR (Rp23,7 miliar), dan ADRO (Rp23,6 miliar).

Selain itu, top sector gainer adalah sektor IDXTRANS, sementara yang menjadi top sector loser datang dari IDXPROP. Top leading movers emiten adalah BRPT, AMMN, BYAN. Sementara top lagging movers emiten adalah BBRI, BBCA, BMRI.