Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan
Media Indonesia • 10 November 2023 13:30
Jakarta: Pemerintah akan mengandalkan sektor-sektor potensial sebagai sumber pertumbuhan yang baru bagi ekonomi nasional. Itu merupakan salah satu cara untuk mengungkit level pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat pada kuartal III-2023.
"Pemerintah akan terus mendorong dan memperkuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, seperti digitalisasi, pemberdayaan UMKM, hilirisasi, dan ekonomi hijau. Dengan potensi yang besar, sumber-sumber pertumbuhan tersebut diharapkan menjadi penggerak ekonomi di masa depan," kata Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan kepada Media Indonesia, Jumat, 10 November 2023.
Dorongan ke sumber-sumber pertumbuhan baru itu dalam waktu dekat dinilai bakal memperkuat laju perekonomian dalam negeri. Apalagi sektor-sektor tradisional seperti industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, konstruksi, dan transportasi relatif masih cukup solid menopang perekonomian dalam negeri.
Upaya tersebut dilakukan pemerintah lantaran kondisi dunia saat ini berada di tengah ketidakpastian yang cukup tinggi. Itu disebabkan oleh volatilitas harga komoditas, pengetatan kebijakan moneter di banyak negara maju, dan ketegangan geopolitik yang masih berlanjut.
Berbagai risiko tersebut kemudian berdampak terhadap ekonomi global yang diproyeksikan melambat di tahun ini dan tahun depan. Perlambatan tersebut sedianya dirasakan sebagian besar ekonomi, baik negara maju dan berkembang.
"Tentu saja Indonesia tidak imun dari gejolak tersebut, namun dampaknya relatif terbatas. Ini terefleksi dari ketahanan ekonomi Indonesia yang masih terjaga di kuartal III-2023, yang tumbuh 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy)," jelas Ferry.
Relatif baiknya kinerja ekonomi itu didorong oleh solidnya permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Prospek tersebut juga tercermin dari indikator Indeks Keyakinan Konsumen yang tetap optimis di level 121,7 per September 2023 dan PMI Manufaktur yang masih ekspansif di level 51,5.
Bahkan di antara negara peers, kata Ferry, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga relatif lebih baik dibandingkan Tiongkok yang tercatat 4,9 persen, Meksiko 3,3 persen, dan Malaysia 3,3 persen. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat, inflasi Indonesia relatif terkendali.
"Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah berhasil mengembalikan inflasi ke target sasaran setelah naik signifikan pada 2022," tutur dia.
Baca juga: Kinerja Ekonomi Indonesia Mulai Mengkhawatirkan