Mangrove Jadi Penangkis Alami Bahaya Erosi

Hutan mangrove berfungsi sebagai pencegahan alami dalam melindungi pesisir dari bahaya erosi. Foto: dok Alam Sutera.

Mangrove Jadi Penangkis Alami Bahaya Erosi

Ade Hapsari Lestarini • 14 June 2024 14:47

Jakarta: Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan (DLHK) menuturkan kawasan hutan mangrove berfungsi sebagai pencegahan alami dalam melindungi pesisir dari bahaya erosi dan serangan gelombang besar. Akar-akar pohon mangrove yang kuat membantu menjaga stabilitas tanah di sekitar garis pantai.

Selain sebagai tempat pariwisata, kawasan hutan mangrove juga membantu masyarakat sekitar untuk mendapatkan air bersih dan meningkatkan kesegaran udara. Kawasan hutan mangrove mampu menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah-sampah laut, termasuk semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih jernih.

"Menanam bibit mangrove di pesisir Utara Jawa Kabupaten Tangerang, Ketapang Urban Aquaculture, merupakan langkah konkrit Alam Sutera dalam menjaga keseimbangan ekosistem flora dan fauna didalamnya. Selaras dengan visi Alam Sutera dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sehingga diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan sehingga tercipta ekosistem hijau yang mendukung peningkatan kualitas standar lingkungan sehat," ujar Managing Director Suvarna Sutera, Silvanus Hoantonio, dalam keterangan tertulis, Jumat, 14 Juni 2024.

Suvarna Sutera yang merupakan anak perusahaan Alam Sutera Group ini melakukan gerakan restorasi fungsi ekologis hutan mangrove melalui CSR Alam Sutera Peduli program "Ayo! Tanam Pohon Untuk Masa Depan" dengan menanam 10 ribu bibit Pohon Mangrove di Ketapang Urban Aquaculture.

 

Baca juga: UEA Umumkan Peletakan Batu Pertama Pusat Penelitian Mangrove di Indonesia
 

Kawasan percontohan


Penanaman gelombang pertama yang dilakukan Rabu, 12 Juni 2024 yakni dengan menanam 5.000 bibit yang terdiri dari tiga jenis mangrove yaitu Api-api (Avicenia sp), Pedada (Sonneratia sp) dan Bakau (Rhizophora sp). Untuk mendukung keberlangsungan dan keseimbangan ekosistem mangrove, akan dilakukan juga pelepasan bibit kepiting Tapal Kuda.

"Kawasan hutan mangrove di Ketapang Urban Aquaculture ini dapat dikatakan sebagai kawasan percontohan. Jika kawasan hutan mangrove dirawat dan dibudidayakan dengan baik, selain bermanfaat bagi kesehatan lingkungan sekitar, tentunya juga dapat meningkatkan perekonomian sekitar yang menunjang kualitas hidup masyarakat. Begitu juga dengan pelepasan bibit kepiting berdarah biru, kepiting Mimi atau Tachypleus Gigas, semoga dapat dikembangbiakkan dengan baik, sehingga khasiatnya terus berguna bagi kesehatan masyarakat luas," kata perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang, Hari Mahardika.

Kepala Sekolah SMP dan SMA Laurensia Suvarna Sutera F.X. Widyasmara berharap para siswa/siswi Sekolah Laurensia Suvarna Sutera dapat bertumbuh dengan kepedulian pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan adanya kegiatan penanaman mangrove ini, siswa/siswi diharapkan mampu memberikan perhatian lebih kepada lingkungan sekitar dengan satu misi yaitu menyelamatkan bumi.

"Selain kegiatan CSR untuk mendukung program pemerintah, berbagai usaha keberlanjutan dilakukan Alam Sutera yaitu pembuatan danau, penanaman pohon, penerapan desain green building, penggunaan material dengan standar green label material, serta penerapan system zero run-off water dengan sumur resapan biopori," tambah Corporate Communication PT Alam Sutera Realty Tbk, Ch. Rossie Andriani.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)