Perusak Fasilitas Rusun di Sidoarjo Disebut Bukan Warga Etnis Rohingya

Sidoarjo: Pelaku perusakan tempat penampungan pengungsi internasional di Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro Kabupaten Sidoarjo bukan warga etnis Rohingya.

Kasubsi Ketertiban Rumah Detensi Imigrasi Surabaya Wahyu Tri Wibowo mengatakan, jumlah pengungsi di Puspa Agro sebanyak 297 orang. Mereka berasal dari berbagai negara yang mengalami konflik politik, termasuk etnis Rohingya dari Myanmar.

Namun jumlah pengungsi etnis Rohingya di tempat itu hanya enam orang. Sebagian besar berasal dari Timur Tengah seperti Afganistan, Sudan, Irak, Iran, Syria serta dari Afrika seperti Somalia dan sejumlah negara lain.

"Bukan (pengungsi etnis Rohingya), mereka pengungsi lain. Pengungsi dari Myanmar ini bahkan kalau terjadi demo saja tidak pernah ikut," kata Wahyu Tri Wibowo yang juga mewakili Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri di Sidoarjo tersebut, Minggu, 10 Desember 2023.

Pernyataan Bowo itu dibenarkan oleh Husein Johar, 37, salah satu pengungsi Rohingya. Husein yang sudah 10 tahun di Indonesia mengatakan, tidak mungkin dia dan kawan-kawan yang jumlahnya sedikit berbuat demikian.

"Saya saat itu di warkop, dan ketika pulang tahu-tahu sudah berserakan, kaca jendela pecah dan gelap," kata Husein.

Kanwil Kemenkumham Jatim berkolaborasi dengan Polri masih menyelidiki kasus tersebut. Hal ini untuk mengetahui siapa dan apa motif sesungguhnya dari tindakan perusakan, di tempat penampungan pengungsi di Puspa Agro.

Dari informasi awal, perusakan terjadi karena pengungsi kecewa, dengan peristiwa pemadaman listrik oleh PLN. Pemadaman terjadi karena ada kebakaran gudang marketplace, yang berlokasi di sebelah kiri pengungsian Puspa Agro.

"Kita menyayangkan peristiwa itu dan semoga tidak terjadi lagi ke depan," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim Herdaus.

Seperti diketahui sejumlah pengungsi mengamuk di Rusun Puspa Agro pada Jumat, 8 Desember 2023. Mereka memecah sejumlah kaca jendela, merusak pintu dan bunga dalam pot.