Dolar AS Menguat, Terkerek Data Konsumen AS

Ilustrasi dolar AS. Foto: AP

Dolar AS Menguat, Terkerek Data Konsumen AS

Annisa ayu artanti • 14 October 2023 08:46

New York: Kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Sentimen konsumen AS menunjukkan rumah tangga memperkirakan inflasi yang lebih tinggi selama tahun depan.

Melansir Xinhua, Sabtu, 14 Oktober 2023, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,05 persen menjadi 106,6424 di akhir perdagangan.

Indeks sentimen konsumen dari University of Michigan turun ke angka awal 63 di Oktober dari 68,1 di bulan sebelumnya, mencapai level terendah sejak Mei.

Menurut laporan tersebut, ekspektasi orang Amerika untuk inflasi secara keseluruhan selama setahun ke depan melonjak menjadi 3,8 persen di bulan Oktober dari 3,2 persen di bulan sebelumnya, level tertinggi sejak bulan April.

"Penilaian terhadap keuangan pribadi menurun sekitar 15 persen, terutama karena peningkatan substansial pada kekhawatiran terhadap inflasi, dan ekspektasi kondisi bisnis satu tahun ke depan anjlok sekitar 19 persen," ujar Direktur Survei Konsumen UM, Joanne Hsu.

Baca juga: Data Peningkatan Lapangan Kerja AS Tak Bisa Tahan Pelemahan Dolar
 

Imbal hasil obligasi lebih tinggi

Sementara itu, Kepala Ekonom FWDBONDS New York, Christopher Rupkey mengatakan, dolar AS yang lebih kuat karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi mungkin berada dalam bahaya karena harga ekspor Amerika keluar dari pasar dunia.

"Hal ini melakukan satu hal yang baik, yaitu menekan harga barang impor yang masuk ke negara ini dan membantu perjuangan inflasi Fed," kata Christopher Rupkey.

Namun, Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada hari Jumat bahwa ia berpikir bank sentral dapat berhenti menaikkan suku bunga.

"Saya percaya bahwa kita berada pada titik di mana kita dapat mempertahankan suku bunga di mana mereka berada," kata Harker dalam pidato yang dipersiapkan untuk Kamar Dagang Negara Bagian Delaware.

Sementara di zona euro, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan para pejabat akan menaikkan suku bunga lagi jika mereka harus melakukannya, namun mereka juga mengukur dampak dari langkah sebelumnya yang masih terus berlanjut.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0511 dolar AS dari 1,0527 dolar di sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi 1,2135 dolar AS dari 1,2174 dolar.

Dolar AS membeli 149,5050 yen Jepang, lebih rendah dari 149,8170 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9012 franc Swiss dari 0,9086 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3658 dolar Kanada dari 1,3692 dolar Kanada. Dolar AS naik ke 11,0126 krona Swedia dari 10,9933 krona Swedia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)