Riset: Perdagangan Ekonomi Global Terus Meningkat

DHL. Foto: Unsplash.

Riset: Perdagangan Ekonomi Global Terus Meningkat

Arif Wicaksono • 14 March 2024 12:32

Berlin: DHL memupus asumsi pertumbuhan perdagangan ekonomi global telah mengalami kemunduran karena serangkaian konflik global dan hambatan kebijakan publik. DHL memastikan tingkat perdagangan global tidak pernah setinggi ini.

Raksasa logistik Jerman ini merilis Laporan Keterhubungan Global 2024 yang bekerja sama dengan Stern School of Business di New York University (NYU) dan mempelajari hampir sembilan juta titik data yang mencakup perdagangan internasional, modal, informasi, dan arus manusia.

 

baca juga: 

Tensi Laut Merah Hambat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Asia

Pertumbuhan perdagangan global

Pertumbuhan perdagangan memainkan peran penting dalam meningkatkan keterhubungan global. Pangsa output global yang diperdagangkan secara internasional kembali ke rekor tertinggi pada 2022.  

"Setelah perlambatan pada 2023, pertumbuhan perdagangan diperkirakan akan meningkat pada 2024," jelas laporan itu,, dilansir Business Times, Kamis, 14 Maret 2024.

Hal ini terjadi meskipun hubungan AS-Tiongkok terus melemah, dengan porsi aliran dana yang melibatkan kedua negara menurun sekitar 25 persen sejak 2016.

"Penting untuk menyadari tingkat keterhubungan AS dan Tiongkok di masa lalu sangatlah tinggi. Bahkan dengan penurunan tersebut, kedua negara tetap terhubung secara signifikan, penurunan tersebut hanya membawa mereka kembali ke tingkat keterhubungan yang sama seperti pasangan negara lainnya," tegas CEO DHL Express John Pearson.

Laporan tersebut menyatakan pangsa perdagangan yang terjadi antara blok-blok yang berpihak pada AS dan blok-blok yang berpihak pada Tiongkok meningkat selama pandemi covid-19, dan kemudian turun setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

"Tidak termasuk Rusia, negara ini sekarang sudah kembali ke tingkat sebelum pandemi," ujar dia.

Jalan panjang bagi globalisasi

Regionalisasi juga belum memberi jalan bagi globalisasi. Laporan tersebut menyatakan sebagian besar arus internasional terjadi dalam jarak yang stabil atau bahkan lebih jauh, dan penurunan terjadi di wilayah geografis utama.

"Deglobalisasi masih hanya sebuah risiko, bukan kenyataan saat ini," kata Direktur Inisiatif DHL untuk Globalisasi di NYU Steven Altman.

Arus penumpang mengalami tren pemulihan tetap berlanjut pada 2023. Perjalanan internasional mencapai 88 persen dari tingkat sebelum pandemi dan berada di jalur pemulihan penuh pada akhir 2024.

Namun demikian, Pearson menyoroti tingkat globalisasi saat ini hanya dipatok pada 25 persen, jauh dari skenario idealis yang 100 persen dengan perbatasan dan jarak tidak menjadi masalah sama sekali.

"Peluang untuk lebih melakukan globalisasi jelas ada," jelas Pearson.

Pearson menambahkan, ekspansi global perusahaan merupakan tren baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Perusahaan menginvestasikan sebagian besar uang mereka di pasar luar negeri, rencana penjualan di luar negeri, dan kantor di luar negeri dibandingkan sebelumnya,” katanya.

Laporan tersebut menempatkan Singapura sebagai pasar yang paling terglobalisasi di dunia, dan negara Asia lainnya, Hong Kong, berada di peringkat kesepuluh.

"Singapura memiliki arus internasional yang besar dibandingkan dengan ukuran perekonomian domestiknya, hal ini sebagian disebabkan oleh kebijakan publiknya yang secara efektif mengintegrasikan dirinya ke dalam perekonomian global," kata laporan tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)