Produk daur ulang. Foto: Perusahaan.
Jakarta: Industri daur ulang memiliki prospek cerah. PT Amandina Bumi Nusantara, yang dalam waktu 10 bulan sejak beroperasi dan meraih Standar Nasional Indonesia untuk resin PET daur ulang, telah melakukan ekspor ke pasar Eropa.
baca juga:
Peluang Ekonomi Daur Ulang Sampah Plastik
|
Peluang industri daur ulang masih besar karena berdasarkan data, tingkat daur ulang (recycle rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka tujuh persen, dengan plastik jenis PET mencapai 75 persen tingkat daur ulang.
KLHK melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 telah mencetuskan Peta Jalan pengurangan sampah oleh produsen dengan menargetkan pengurangan sampah hingga sebesar 30 persen pada 2030.
"Keberhasilan dalam kurang dari satu tahun sejak diresmikan telah membawa harapan positif bagi industri daur ulang di Indonesia. Amandina telah menunjukkan komitmen dalam mencapai misi berkelanjutan melalui berbagai langkah strategis antara lain; sebagai pabrik daur ulang rPET pertama yang berhasil memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk sistem manajemen kualitas, meraih standar ISO 9001, serta membuktikan bahwa kualitas produk daur ulang yang diproduksi oleh Amandina mampu diterima oleh pasar Eropa," ungkap Managing Director Amandina Bumi Nusantara Suharji Gasali dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Januari 2024.
Suharji Gasali menuturkan, Amandina memiliki fokus utama untuk memainkan peran lebih besar dalam pelaksanaan ekonomi sirkular di Indonesia dengan meningkatkan inovasi, membuka lebih banyak kolaborasi dengan mitra, melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dari rumah, serta menargetkan peningkatan produksi jumlah botol PET daur ulang.
Amandina Bumi Nusantara tidak hanya memproses botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate) pascakonsumsi menjadi resin Recycled PET yang dapat digunakan langsung untuk kemasan makanan dan minuman (food-contact approval), tetapi juga memiliki peran krusial dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan mengurangi dampak dari limbah plastik, serta jejak karbon lebih rendah dari jenis kemasan lainnya.
Dorong tiga pilar utama
Amandina juga telah mendukung target pemerintah dalam ekonomi hijau dengan tiga pilar utama yaitu: peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon melalui pemakaian solar panel sebesar satu Mwp yang dapat mengurangi karbon emisi sebesar 1,017 metric tons ditahun pertama.
"Keberhasilan Amandina tidak lepas dari dukungan penuh mitra bahan baku terpercaya, Yayasan Mahija Parahita Nusantara, yang bersama-sama menjalankan konsep pengumpulan bertanggung jawab melalui 30 mitra pengumpul botol bekas di seluruh Indonesia dan mampu memproses 31.500 ton botol PET bekas atau setara dengan 1,5 miliar botol setiap tahunnya. Keberhasilan ini menandai komitmen perusahaan untuk menjadi pelaku utama dalam gerakan global menuju keberlanjutan dan ekonomi sirkular," ungkap Suharji Gasali.
Dosen dan Peneliti di bidang Ekonomi Sirkular Universitas Gadjah Mada, Suci Lestari Yuana menambahkan penguatan industri daur ulang perlu dilakukan dengan mendorong konektivitas dan integrasi antara stakeholder sampah plastik dari hulu ke hilir, dari bank sampah ke pabrik daur ulang. Selain itu, upaya integrasi ekosistem industri daur ulang domestik bisa memberi kesempatan bagi para pekerja informal di industri sampah.