AS Sebut Tak Boleh Ada Toleransi Kasus Pelecehan Seksual yang Dilakukan Israel

Pasukan Israel kedapatan melakukan pemerkosaan terhadap tahanan Palestina. Foto: EFE-EPA

AS Sebut Tak Boleh Ada Toleransi Kasus Pelecehan Seksual yang Dilakukan Israel

Medcom • 8 August 2024 19:47

Washington: Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu menegaskan bahwa tidak boleh ada toleransi terhadap pelecehan seksual atau pemerkosaan terhadap tahanan setelah rekaman baru menunjukkan tentara Israel memperkosa seorang tahanan Palestina di kamp penahanan Sde Teiman.

“Harus ada zero tolerance terhadap pelecehan seksual, pemerkosaan terhadap tahanan mana pun. Titik. Itu adalah keyakinan mendasar Amerika Serikat,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa jika ada tahanan yang dilecehkan, diserang secara seksual, atau diperkosa, Israel harus "menyelidiki sepenuhnya" tindakan tersebut dan menuntut siapa pun yang bertanggung jawab.

Mengutip dari Anadolu Agency, Miller mengatakan video dan laporan pelecehan seksual di pusat penahanan Israel yang terkenal kejam itu "mengerikan" dan menekankan bahwa hak asasi manusia para tahanan "harus dihormati".

"Sudah sepantasnya IDF dalam kasus ini, telah mengumumkan penyelidikan, telah menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat, dan saya tidak akan berbicara tentang hasil penyelidikan itu, tetapi harus dilanjutkan dengan cepat," tambahnya.

Ketika ditanya tentang reaksi politisi sayap kanan Israel yang memprotes penangkapan tentara yang diduga memperkosa tahanan Palestina, dengan beberapa anggota parlemen mencoba membenarkan pemerkosaan tersebut, Miller menegaskan: "Tidak ada pembenaran untuk pemerkosaan terhadap siapa pun, seperti yang saya katakan, harus ada zero tolerance terhadap pelecehan seksual terhadap tahanan."

"Prinsip kami, prinsip yang kami yakini harus diterapkan di Israel, adalah prinsip yang harus diterapkan di mana pun di dunia, dan itu adalah aturan hukum harus ditegakkan. Dan, kami telah melihat pernyataan kepala staf IDF bahwa penyelidikan ini penting, bahwa mereka akan terus berlanjut, dan itu sepenuhnya tepat," tambahnya.

Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan laporan tersebut "sangat, sangat memprihatinkan."

"Kami telah jelas dan konsisten dengan Israel bahwa mereka harus memperlakukan semua tahanan secara manusiawi dan bermartabat sesuai dengan hukum internasional, harus menghormati hak asasi para tahanan dan harus memastikan adanya akuntabilitas atas setiap pelanggaran," katanya.

Jean-Pierre juga menambahkan bahwa AS mendukung investigasi militer Israel.

Beberapa media Israel menayangkan video yang menunjukkan tentara Israel diduga memperkosa seorang tahanan Palestina di Penjara Sde Teiman di Gurun Negev, Israel selatan.

Akhir bulan lalu, 10 tentara ditangkap atas dugaan pemerkosaan seorang tahanan Palestina di pusat penahanan tersebut, dengan tiga di antaranya dibebaskan pada hari Minggu setelah muncul bukti-bukti baru.

Beberapa laporan muncul mengenai pelanggaran berat terhadap tahanan Palestina sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza.

Mahkamah Agung Israel sedang mempertimbangkan petisi yang diajukan oleh organisasi hak asasi manusia Israel mengenai perlakuan terhadap tahanan Palestina di penjara tersebut, di mana tahanan dari Gaza menghadapi penyiksaan dan pengabaian medis.

Pihak berwenang Israel sering mengklaim menyelidiki insiden semacam itu, tetapi jarang terlihat hasil nyata. Insiden ini memicu aksi dari kelompok sayap kanan Israel, termasuk seorang anggota parlemen, seorang menteri, dan demonstran yang menyerbu gedung pengadilan militer untuk memprotes tindakan terhadap tentara tersebut. (Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)