Ilustrasi. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 5 August 2024 11:37
Jakarta: Harga emas diprediksi akan mengalami kenaikan signifikan pada hari ini, seiring dengan potensi penurunan nilai USD yang masih cukup tinggi.
Menurut Analis Dupoin Indonesia Andrew Fischer, dalam jangka panjang, tren penurunan USD dapat berlanjut, memberikan dorongan positif bagi harga emas.
"Kenaikan harga emas yang diantisipasi ini berpotensi mencapai harga tertinggi terbaru atau all-time high, yang perlu menjadi perhatian para investor," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Senin, 5 Agustus 2024.
Menurut Fischer, sinyal kenaikan harga emas masih cukup kuat, didukung oleh analisis tren dan candlestick.
Tren harga yang lebih tinggi dibandingkan harga sebelumnya menandakan kenaikan masih akan berlanjut. Dalam jangka pendek, fluktuasi harga mungkin terjadi, tetapi arah jangka panjang tetap bullish.
Menurut laporan terbaru, harga emas mengalami penurunan pada Jumat, 2 Agustus 2024, karena aksi ambil untung setelah lonjakan lebih dari satu persen di awal sesi.
Harapan penurunan suku bunga
Harapan penurunan suku bunga yang didukung oleh laporan data ketenagakerjaan AS (NFP) yang lebih lemah dari perkiraan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi harga.
Harga emas spot turun 0,5 persen menjadi USD2.432,19 per ons pada pukul 14.34 ET (18.34 GMT). Sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,4 persen lebih rendah menjadi USD2.4769,8.
Namun, sepanjang minggu ini, harga emas naik 1,8 persen berkat meningkatnya permintaan safe haven akibat ketegangan di Timur Tengah dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
"Situasi ini membuat logam mulia lebih menarik bagi investor," ujar dia.
Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun ke level terendah sejak Desember, dan dolar mencapai level terendah sejak Maret setelah data menunjukkan pengusaha menambah lebih sedikit pekerjaan pada Juli daripada yang diperkirakan para ekonom, sementara tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen.
Data ekonomi yang lemah ini mengikuti komentar dari Ketua Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa suku bunga dapat dipotong paling cepat pada September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan.
"Emas batangan secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi, dan suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tersebut," tutur dia.