Diduga Kecewa Tak Kunjung Diangkat ASN, Guru Honorer di Banyuwangi Retas Situs BKN

ilustrasi medcom.id

Diduga Kecewa Tak Kunjung Diangkat ASN, Guru Honorer di Banyuwangi Retas Situs BKN

Andi Himawan • 1 October 2024 21:46

Banyuwangi: Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) berinisial BAG, 25, yang mengajar di sebuah SD di Kecamatan Gambiran, Banyuwangi ditangkap Bareskrim Polri.
Ia diciduk di kediamannya di Dusun Mulyorejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran karena diduga meretas situs Badan Kepegawaian Kepegawaian Negara (BKN).

Kepala Sekolah tempat pelaku mengajar kaget. Ia tak menyangka guru yang sehari-harinya tampak biasa saja tersebut akan menghadapi kasus hukum besar. “Saya mengetahui penangkapan BAG di tanggal 12 September, saya shock, lemas badan saya,” terang kepala sekolah, Anik Kanthi Rahayu.

Anik menerangkan, BAG adalah sosok yang tak mencolok. Guru yang tercatat mengajar sejak Juli 2021 tersebut dinilai sebagai sosok dengan kinerja bagus karena jarang absen dan selalu pulang ketika jam sekolah sudah benar-benar selesai.

Meski cenderung tertutup untuk urusan pribadinya, guru honorer tersebut cukup responsif apabila dimintai bantuan oleh teman-temannya untuk menyelesaikan tugas untuk kepentingan sekolah. Dua minggu setelah penangkapan BAG, kehadiran guru yang mengajar di sebuah sekolah kecil dengan total 81 murid tersebut dipertanyakan murid-muridnya.

“Anak-anak sudah tanya, Pak BAG ke mana. Saya bilang masih ngurus tugas baru,” ujar Anik.

Untuk mencegah pertanyaan selebihnya, Anik mengatakan bahwa BAG saat ini sedang menjalani tugas baru dan tidak tahu kapan akan kembali. Anik mengaku pihaknya mendapatkan pelajaran yang cukup berharga dari permasalahan yang berkaitan dengan BAG, terutama bijak menggunakan teknologi.

“Semoga permasalahan seperti ini tidak terjadi lagi di Banyuwangi,” harap Anik.

BAG seorang tenaga honorer dengan gaji kisaran Rp300 ribu rupiah per bulannya. Ia hidup bersama istri dengan dua anak yang masih kecil kecil. Ia seorang sarjana lulusan salah satu universitas di Yogyakarta yang ditempuh waktu kelulusan lima tahun. Selama bertugas ia sering dimintai tolong rekan kerjanya sesama operator komputer atau IT antar sekolah.

Nama BAG, honorer asal Banyuwangi pembobol situs Badan Kepegawaian Negara (BKN) terdaftar di data tenaga Non ASN (Aparatur Sipil Negara) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan RB) dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Banyuwangi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno .

“Secara administrasi, data BAG yang ada memenuhi syarat sebagai honorer,” terang Suratno.

Data pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang menjadi guru di sekolah dasar tersebut sejak Juli 2021 telah melalui validasi dan dengan data tersebut BAG menjadi penerima insentif dari pemerintah daerah.

“Terdaftar di data Non ASN dan Dapodik. Tidak ada ketidakbenaran administrasi,” ujar Suratno.

Terkait penangkapan BAG, Suratno mengaku terkejut, namun pihaknya akan lebih dulu mengutamakan praduga tak bersalah dan menunggu hingga kasus tersebut dapat terang benderang untuk menentukan langkah lanjutan. “Kita tunggu semoga segera terang benderang,” tuturnya.

Peristiwa ini pun disebutnya sebagai sarana koreksi dan pembinaan untuk semua pihak agar lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi dan digitalisasi. Sementara itu, saat ini isu yang tengah berembus mengatakan bahwa keluarga dekat BAG menyebut motif tindakan yang bersangkutan adalah karena ketidaksejahteraan sebagai tenaga honorer dan sakit hati karena tak segera diangkat menjadi ASN.

Menanggapi hal tersebut, Suratno mengatakan bahwa isu ketidaksejahteraan harus dilihat dari berbagai sudut pandang, terlebih yang bersangkutan telah mendapatkan insentif rutin dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.

“Sedikit bisa cukup, banyak bisa kurang, yang terpenting adalah rasa syukur. Dengan kemampuan di bidang IT yang dimiliki juga bisa digunakan mendapatkan rejeki dengan cara yang halal,” tutur Suratno.

Sementara untuk penjenjangan, seluruh tahapan telah diatur dalam regulasi, termasuk proses tes yang dilakukan melalui Computer Assisted Test (CAT) yang digelar dengan sangat terbuka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)