Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 29 March 2024 08:59
Jakarta: Harga minyak ditutup lebih tinggi pada perdagangan Kamis. Spekulasi penurunan produksi Rusia meredakan kekhawatiran mengenai surplus suplai global.
Melansir Investing.com, Jumat, 29 Maret 2024, Pada pukul 14.30 WIB (18.30 GMT), minyak berjangka Brent naik 1,6 persen dan menetap di USD87,48 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 2,2 persen menjadi USD83,17 per barel, membawa kenaikan untuk kuartal pertama menjadi sekitar 16 persen.
Pasokan yang ketat membuat harga minyak naik
Harga didorong terutama oleh prospek pasar yang lebih ketat, karena Rusia, Arab Saudi, dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak lainnya mempertahankan pembatasan produksi yang sedang berlangsung.
Rusia sebelumnya di Maret mengatakan akan memperdalam pemangkasan produksinya yang sedang berlangsung, sementara suplai bahan bakar di negara ini juga menyusut menyusul serangkaian serangan yang melemahkan oleh Ukraina terhadap kilang-kilang bahan bakar Rusia.
Beberapa tanda-tanda deeskalasi dalam perang Israel-Hamas, yang telah meningkatkan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah yang kaya minyak, juga mendukung harga minyak, seperti halnya gangguan pasokan yang terus-menerus yang berasal dari serangan-serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
OPEC akan bertemu minggu depan
Para investor akan mengamati isyarat-isyarat dari pertemuan minggu depan dari Komite Menteri Pemantau Bersama dari kelompok produsen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di tengah-tengah kekhawatiran suplai atas risiko-risiko geopolitik yang sedang berlangsung.
Meskipun begitu, kelompok ini tidak mungkin membuat perubahan kebijakan produksi minyak hingga pertemuan tingkat menteri di Juni.
Rusia dan Arab Saudi, yang memimpin kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, memperpanjang pemangkasan produksi mereka sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir Juni.
"Meskipun ekspektasi kelompok ini akan merekomendasikan perubahan pada kebijakan suplai tidaklah tinggi, tanda-tanda para anggota tidak mematuhi kuota produksi saat ini akan dilihat sebagai sebuah tanda
bearish," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.